Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bill Gates: Kekayaan Saya Bukti Ketidakadilan Ekonomi Dunia

Kompas.com - 04/01/2020, 14:14 WIB
Mutia Fauzia,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

Sumber CNBC

NEW YORK, KOMPAS.com - Bill Gates, yang saat ini menempati posisi sebagai manusia terkaya di dunia nomor dua dengan nilai kekayaan mencapai 108,8 miliar dollar AS mengatakan, kekayaannya yang ekstrem merupakan bukti ketidakadilan ekonomi dunia.

"Jarak antara yang berada pada posisi atas dan bawah di Amerika Serikat jauh lebih besar dibanding apa yang terjadi 50 tahun lalu," ujar Gates seperti dikutip dari CNBC Make It dari laman blognya gatesnotes.com.

Adapun data gini indeks dari Biro Sensus Amerika Serikat pun menunjukkan, kesenjangan pendapatan di Negeri Paman Sam tersebut memang berada dalam level tertinggi dalam beberapa dekade terakhir.

"Beberapa orang berakhir secara mudah dengan mendapatkan hasil yang baik- saya telah mendapatkan penghasilan secara tidak proporsional dari kerja yang saya lakukan, sementara banyak orang di luar sana yang juga bekerja sama sulitnya sekadar untuk bertahan hidup," ujar dia.

Baca juga: Harta Turun Rp 140 Triliun, Jeff Bezos Tetap Jadi Orang Terkaya di Dunia

Menurut Gates, untuk mengatasi masalah tersebut seharusnya pemerintah Amerika Serikat meningkatkan pajak untuk orang-orang kaya.

"Saya mendukung sistem perpajakan, di mana orang yang menghasilkan uang lebih banyak akan membayar pajak yang lebih besar. Saya pikir orang-orang kaya harus membayarkan pajak yang lebih besar dari yang saat ini mereka lakukan, termasuk Melinda (istrinya) dan saya," ujar Gates.

Secara lebih spesifik Gates mengatakan, ia mengatakan harus ada pajak capital gain yang lebih tinggi (pajak atas uang yang didapat dari investasi), yang akan mempengaruhi orang kaya. Tidak ada satu pun orang terkaya di dunia yang memperoleh kekayaan hanya melalui pekerjaan bergaji, dan karena itu Gates percaya bahwa pemerintah harus mengalihkan lebih banyak beban pajak ke modal (capital) daripada tenaga kerja.

"Saya tidak melihat alasan untuk mendukung kekayaan daripada bekerja seperti yang kita lakukan hari ini," tulisnya.

"Ini bukti paling jelas yang saya lihat bahwa sistem ini tidak adil," katanya.

Baca juga: Simak, Buku-buku Ini Bantu Bill Gates hingga Steve Jobs Raih Kekayaan

Miliarder yang merupakan pengsuaha teknologi Mark Cuban pun pernah menekankan perbedaan antara investor dengan pekerja yang digaji adalah kesenjangan pendapatan.

"Jika seseorang hanya dibayar berdasarkan kerja yang mereka lakukan setiap jam, mereka akan selalu tertinggal," ujar Cuban.

"Dan kesenjangan pendapatan akan terus melebar," lanjut dia.

Selain mengatakan bahwa pembayaran pajak oleh miliarder sebagai langkah patriotuk, dia pun menyaraknan para pendiri dan pemilik perusahaan untuk mendistribusikan saham kepada karyawan agar mereka juga menjadi investor.

"Sebagai pengusaha kita harus memberikan saham kepada setiap orang yang bekerja untuk kita. Titik. Tidak ada pengecualian, karena hanya dengan cara itulah setiap orang akan mendapatkan segala jenis penghargaan ekuitas," ujar dia.

Cuban mengatakan, hal itulah yang dia lakukan melalui perusahaan jasa streaming online Broadcast.com yang kemudian dia jual ke yahoo pada 1999 dengan nilai mencapai 6 miliar dollar AS saham.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com