Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Kirim Kapal Nelayan Bercantrang ke ZEE Natuna, Setuju?

Kompas.com - 09/01/2020, 16:15 WIB
Fika Nurul Ulya,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah berencana mengirim kapal ke perairan Natuna, salah satunya kapal bercantrang dari Perairan Pantura, Jawa Tengah. Alasannya, untuk mengurangi aktivitas nelayan China di Natuna.

Ketua Dewan Pakar Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) Alan F Koropitan mengaku setuju atas usulan pemerintah tersebut. Alan menyebut sudah waktunya kapal bercantrang berukuran 100 GT (gross ton) menempati perairan Natuna alih-alih di Laut Pantuna yang sesak.

Adapun saat ini, sudah ada 120 kapal dari kuota 540 kapal yang bersedia mengisi wilayah Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Perairan Natuna.

"Saya sudah diskusi dengan KKP. KKP sudah menghitung bahwa untuk Natuna nanti masuk di WPP-NRI 711. Di sana ada kekosongan kuota kapal sekitar 545 kapal. Jawa tengah sudah menyanggupi mengirim 120 kapal ikan ke Natuna," kata Alan di Jakarta, Kamis (9/11/2019).

Baca juga: Kaji Penggunaan Cantrang, Edhy Prabowo Evaluasi 29 Aturan Era Susi

Alan menyebut, kapal bercantrang yang tidak ramah lingkungan (cantrang termodifikasi) itu tidak akan merusak perairan Natuna. Pasalnya, penempatan kapal bukan di wilayah teritorial, melainkan di kawasan ZEE.

Sebagai informasi, kawasan ZEE adalah zona yang luasnya 200 mil laut dari garis dasar pantai. Sedangkan zona teritorial adalah zona yang memiliki jarak 12 mil dari garis pantai.

"Merusaknya enggak akan merusak karena dia laut dalam. Makanya saya luruskan dulu. Cantrang yang dimodifikasi mau dialihkan ke Natuna. Nah, daripada mereka nangkap di situ, masih di daerah teritori kita, lebih baik di Natuna sana," jelas Alan.

Baca juga: Diminta Legalkan Cantrang, Ini Jawaban Menteri KKP Edhy Prabowo

Dia bilang, kapal-kapal yang menangkap menggunakan cantrang termodifikasi tidak akan merusak karang. Karang-karang justru banyak terdapat di zona teritorial dan laut dangkal seperti Perairan Pantura.

"Ini persoalannya di ZEE. Mana ada karang di ZEE. Enggak ada kerusakan. Poin saya adalah cantrang yang sudah dimodifikasi ini memang merusak. Makanya solusinya sekarang pemerintah ingin alihkan mereka ke perairan ZEE, bukan perairan pesisir," kata dia.

Untuk itu, dia berharap kapal-kapal besar di atas 30 GT bisa beralih ke perairan Natuna. Selain menjaga lingkungan, perairan Natuna akan ramai kapal-kapal lokal sehingga tak dikuasai oleh kapal asing.

"Ke depan kita harapkan armada besar di atas 30 GT itu ditambah dan diisi di perairan kosong ZEE," harap Alan.

Baca juga: Dubes China: Masalah Natuna Tak Pengaruhi Investasi ke Indonesia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Waskita Karya Bakal Jadi Anak Usaha Hutama Karya pada September 2024

Waskita Karya Bakal Jadi Anak Usaha Hutama Karya pada September 2024

Whats New
Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tertinggi sejak 2015

Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tertinggi sejak 2015

Whats New
IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

Whats New
Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

Whats New
Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

Whats New
Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Whats New
Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Whats New
Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Whats New
Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Whats New
Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

Whats New
Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Whats New
BEI Ubah Aturan 'Delisting', Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

BEI Ubah Aturan "Delisting", Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

Whats New
BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

Whats New
Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com