Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dikritik Mahathir soal Kashmir, India "Resmi" Boikot Sawit Malaysia

Kompas.com - 14/01/2020, 10:38 WIB
Muhammad Idris,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

Pemerintahan Perdana Menteri India Narendra Modi mencabut otonomi khusus Kashmir wilayah India pada 5 Agustus lalu, dan menyebutnya sebagai masalah internal serta mengkritik negara-negara yang menentang keputusan tersebut.

Baca juga: Perang Dagang Indonesia-Uni Eropa: Sawit Ditolak, Nikel Bertindak

Dewan Keamanan PBB mengadopsi beberapa resolusi pada 1948 dan 1950-an tentang perselisihan antara India dan Pakistan mengenai Kashmir, termasuk yang menyatakan, plebisit harus diadakan untuk menentukan masa depan wilayah tersebut.

Mahathir mengatakan, Malaysia akan mempelajari dampak boikot SEAI yang berbasis di Mumbai dan mencari cara untuk mengatasi masalah ini.

"Ini bukan Pemerintah India, jadi kami harus mencari tahu, bagaimana kami bisa berkomunikasi dengan orang-orang ini, karena perdagangan adalah hal dua arah dan itu buruk untuk apa yang menyebabkan perang dagang," katanya.

New Delhi sejauh ini menolak untuk mengomentari seruan boikot dari SEAI tersebut.

Mengacu data Pemerintah India, ekspor Malaysia termasuk CPO ke India bernilai 10,8 miliar dollar AS pada tahun fiskal 2018 yang berakhir pada 31 Maret lalu, sedangkan impor mencapai 6,4 miliar dollar AS.

India adalah tujuan ekspor terbesar ketiga Malaysia pada 2018 untuk minyak sawit dan produk-produk turunannya senilai 6,84 miliar ringgit (1,63 miliar dollar AS).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com