JAKARTA, KOMPAS.com - PT Pertamina EP mencatat realisasi lifting minyak dan gas pada 2019 tidak capai target.
Presiden Direktur Pertamina EP Nanang Abdul Manaf mengatakan, realisasi lifting minyak perusahaan pada tahun lalu sebesar 82.179 barel minyak per hari (BOPD).
Angka tersebut meleset dari target rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP) sebesar 82.500 BOPD dan target APBN 85.000 BOPD.
"Kemudian untuk lifting gas pencapainya 752 MMFTD, ini pencapaiaannya 97,5 persen WPBN dan 92,5 persen APBN," ujarnya di Gedung DPR, Jakarta, Senin (20/1/2020).
Nanag menjelaskan, setidaknya ada enam tantangan yang dihadapi Pertamina EP untuk merealisasikan target lifting migas.
Pertama, optimalisasi harga gas. Menurut Nanang, upaya penyesuaiaan harga gas yang saat ini dinilai terlalu tinggi berdampak terhadap lifting. Hal ini berhubungan dengan proses distribusi yang belum optimal.
Kemudian, Nanang juga menyebutkan bahwa fasilitas produksi yang dimiliki sudah berusia lanjut.
"Sehingga reliabilitasnya di bawah 100 persen. Kami struggle sepanjang 2019, beberapa unplanned shutdown menjadi isu kami," kata dia.
Baca juga: Lifting Migas Tak Capai Target, Ini Kendala-kendalanya
Bukan hanya itu, mayoritas sumur yang dikelola Pertamina EP juga sudah berusia lanjut. Hal ini berdampak terhadap tingginya kadar air pada minyak yang diproduksi.
"Cuma karena kami masih bisa produksi secara ekonomis masih kita lakukan," kata dia.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.