KOMPAS.com – Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan, di awal 2020 dibutuhkan lompatan yang cepat sehingga terjadi peningkatan produktivitas pertanian.
Terlebih di tahun ini, Kementerian Pertanian (Kementan) ingin mewujudkan pertanian yang maju, mandiri, dan modern.
“Ayo maju, kalau diam di tempat kita akan tertinggal. Maju adalah bagian dari langkah kita hari ini, kata SYL, seperti dalam keterangan tertulisnya.
Sementara Mandiri, lanjut Mentan, artinya ada kekuatan untuk melakukan, sedangkan Modern adalah bagian dari hidup besok.
Hal tersebut disampaikan Mentan SYL saat menghadiri Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Pembangunan Pertanian, di Hotel Bidakara Jakarta, Senin (27/1/2020).
Baca juga: Begini Cara Kementan Tingkatkan Indeks Pertanaman Padi
Rakernas menjadi ajang konsolidasi untuk merumuskan langkah dan strategi pembangunan pertanian mulai dari penetapan subjek, objek, metodologi, serta target yang akan dicapai.
SYL mengatakan, ke depannya terdapat beberapa target yang ingin dicapai dalam sektor pertanian.
“Saya menargetkan peningkatan produksi komoditas utama sebanyak 7 persen per tahun, gerakan tiga kali ekspor (GraTIEks) hingga tahun 2024, dan serapan KUR sektor pertanian sebesar Rp 50 triliun per tahun,” kata SYL.
Lebih lanjut, Kementan juga menargetkan tumbuhnya 7.879 unit Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) pada 2024, dan tumbuhnya petani milenial berjiwa entrepreneur sebanyak 500.000 pemuda per tahun.
Baca juga: Kementan Aktif Lawan Upaya Alih Fungsi Lahan Pertanian
“Saya juga menargetkan kontribusi sektor pertanian dalam penurunan daerah rentan rawan pangan menjadi 10 persen pada tahun 2024,” kata SYL.
Target lainnya yang ingin dicapai adalah penurunan stunting menjadi 14 persen di tahun 2024 melalui Family Farming, Pertanian Masuk Sekolah (PMS), dan kegiatan dengan perguruan tinggi.
Untuk mencapai target-target tersebut, SYL membentuk Komando Strategi Pembangunan Pertanian (Kostratani).
“Kostratani bertujuan menjamin sinergi dan kesatuan gerak pembangunan pertanian di setiap lini, agar fokus mencapai sasaran,” kata SYL.
Baca juga: Kementan Berikan Bantuan Rp 150 Miliar untuk Petani di Sulsel
SYL menjelaskan, Kostratani menjadi simpul koordinasi di tingkat kecamatan, yang bergerak dalam sistem berbasis digital.
Dengan begitu, diharapkan keadaan di lapangan dapat termonitor, dan dikendalikan pusat melalui Agriculture War Room (AWR).