Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Takut Tertular Corona, Bagaimana Warga China Pesan Makan lewat "Ojol"?

Kompas.com - 02/02/2020, 14:59 WIB
Muhammad Idris

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Banyak warga China mengalami kepanikan luar biasa akibat wabah virus corona. Banyak orang khawatir jika keluar rumah maupun bertemu satu sama lain.

Salah satu yang terdampak dari merebaknya virus corona adalah jasa pengiriman makanan secara via aplikasi sebagaimana ojol pada Go Food atau Grab Food di Indonesia.

Dilansir dari BBC, Minggu (2/2/2020), banyak warga China mengeluhkan sulitnya mencari bahan makanan di situs jejaring sosial Weibo.

Kalaupun tersedia, stoknya sangat sedikit dengan harga yang melonjak.

Selain itu, membeli makanan dari luar juga memicu kekhawatiran warga China kalau-kalau makanan yang dibeli telah terkontaminasi virus.

"Saya dulu sering sekali memesan makanan lewat pengiriman (lewat aplikasi) berkali-kali dalam seminggu. Tapi sekarang jauh lebih sedikit, sekitar empat kali seminggu. Karena kami ingin menghindari kontak langsung dengan petugas pengirim makanan," kata Xingxin Yin, seorang siswa dari Wuhan.

Baca juga: Akibat Virus Corona, Bisnis Judi di Macau Anjlok Hingga 11,3 Persen

Perusahaan-perusahaan food delivery di China mulai beradaptasi dengan kondisi tersebut. Salah satunya Meituan yang memiliki 440 juta pelanggan di seluruh China.

Pasar food delivery telah berkembang pesat di China. Dengan dukungan teknologi dari Tencent, Meituan mencoba menyesuaikan diri dengan keadaan pasca merebaknya virus corona.

Perusahaan melakukan sejumlah perubahan di fitur aplikasi pemesanannya. Dengan memungkinkan pengantar makanan tak perlu bertemu dengan pemesan dengan cara meninggalkan order makanan di depan pintu rumah atau area penerimaan barang di gedung-gedung apartemen.

Selain itu, pelanggan juga bisa tetap menelepon pengantar makanan untuk menyepakati lokasi pengantaran makanan tanpa perlu bertatap muka.

Selain itu, perusahaan juga menyediakan loker khusus di sejumlah rumah sakit sehingga pengirim makanan bisa meninggalkan pesanan dengan aman sebelum kemudian dibuka oleh staf medis rumah sakit dengan menggunakan kode QR.

Semakin memburuknya situasi di China, membuat banyak perusahaan-perusahaan di China meminta karyawannya bekerja dari rumah. Perusahaan tersebut termasuk Facebook, WeWork, hingga Morgan Stanley.

Kebijakan perusahaan meminta karyawan tak perlu datang ke kantor membuat jasa pengiriman makanan via aplikasi seperti Alibaba, Meituan, dan Ele.me semakin dibutuhkan keberadaannya.

Baca juga: Virus Corona Berpotensi Rugikan China Hingga 60 Miliar Dollar AS

Perusahaan delivery order saat ini merasakan peningkatan tajam pemesanan bahan makanan ke rumah-rumah sakit.

"Dalam kondisi saat ini, kami pikir beberapa lembaga medis dan CDC (pusat pengendalian dan pencegahan penyakit) mungkin perlu juga membeli bahan dan memasak untuk mereka sendiri," kata juru bicara Meituan, Whitney Yan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Whats New
Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Whats New
Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Whats New
Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Whats New
Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Whats New
Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Earn Smart
Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Whats New
Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Whats New
Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Whats New
Pasar Kripto Berpotensi 'Rebound', Simak Prospek Jangka Panjangnya

Pasar Kripto Berpotensi "Rebound", Simak Prospek Jangka Panjangnya

Earn Smart
Asosiasi 'Fintech Lending' Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Asosiasi "Fintech Lending" Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Whats New
Pihak Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab Keamanan Parkir, Asosiasi: Kami Sudah Pasang CCTV dan Beri Peringatan

Pihak Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab Keamanan Parkir, Asosiasi: Kami Sudah Pasang CCTV dan Beri Peringatan

Whats New
Pasar Kripto 'Sideways', Simak Tips 'Trading' untuk Pemula

Pasar Kripto "Sideways", Simak Tips "Trading" untuk Pemula

Earn Smart
Sederet Langkah Kemenhub Pasca Kasus Kekerasan di STIP Jakarta

Sederet Langkah Kemenhub Pasca Kasus Kekerasan di STIP Jakarta

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com