Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Industri Pengolahan Jadi Penyebab Ekonomi RI Cuma 5,02 Persen di 2019

Kompas.com - 05/02/2020, 15:13 WIB
Fika Nurul Ulya,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) kembali merilis pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,02 persen secara tahunan (year on year/yoy) sepanjang 2019.

Angka itu tumbuh melambat dibanding pada 2018 yang sebesar 5,17 persen.

Adapun, pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV 2019 juga mengalami perlambatan sebesar 4,97 persen dibanding kuartal IV 2019 sebesar 5,17 persen. Begitu pun jika dibandingkan dengan kuartal III 2019 sebesar 5,02 persen.

Baca juga: 2019, Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Capai 5,02 Persen

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, pertumbuhan ekonomi yang melemah menjadi 5,02 persen dipengaruhi oleh pertumbuhan industri pengolahan yang melambat cukup dalam.

Seperti diketahui, angka pertumbuhan ekonomi tak lepas dari indikator pemicunya. Sektor industri merupakan indikator yang memiliki peran tertinggi dalam pertumbuhan ekonomi RI.

"Jadi itu berpengaruh besar ke ekonomi Indonesia karena peranan industri nomor satu. Perlu dijadikan perhatian," kata Suhariyanto di Jakarta, Rabu (5/2/2020).

Data BPS mencatat, industri pengolahan pada kuartal IV 2019 tumbuh 3,66 persen. Angka itu menunjukkan perlambatan yang cukup dalam jika dibandingkan dengan 4,25 persen pada kuartal IV 2018.

Baca juga: Kinerja Industri Manufaktur Melambat di Akhir 2019, Mengapa?

Turunnya pertumbuhan membuat kontribusi industri pada pertumbuhan ekonomi sebesar 19,7 persen, lebih rendah dibanding 19,86 persen pada 2018.

Tak hanya pengolahan, industri dengan pertumbuhan negatif lainnya meliputi, alat angkutan -2,25 persen serta industri barang logam, komputer, barang elektronik, dan optik terkontraksi sebesar -2,13 persen.

"Pertambangan di sana juga masih mengalami perlambatan dari 2,25 persen jadi 0,94 persen pada kuartal IV 2019. Kalau dilihat, pertambangan batu bara dan lignit tumbuh 1,92 persen dan pertambangan lainnnya juga masih tumbuh 7 persen. Secara keseluruhan masih tumbuh meski melambat," jelas Suhariyanto.

Baca juga: Akibat Virus Corona, 5 Industri Ini Diprediksi Bakal Anjlok

Adapun beberapa industri yang masih tumbuh pada kuartal IV 2019 antara lain, industri makanan dan minuman (mamin) 7,95 persen, konstruksi, pertanian, dan industri tekstil serta pakaian jadi.

"Industri mamin masih tumbuh, industri kimia farmasi obat tradisional tumbuh karena peningkatan produksi bahan kimia dan produk farmasi obat tradisional. Tesktil tumbuh karena permintaan dari luar dan konsumsi domestik," sebut Suhariyanto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com