Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Karyawan yang Tak Butuh Promosi Jabatan, Lalu Apa Inginnya?

Kompas.com - 07/02/2020, 14:21 WIB
Mutia Fauzia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

NEW YORK, KOMPAS.com - Di banyak perusahaan, biasanya menaiki tangga karir diartikan sebagai mendapatkan promosi di tingkat manajer.

Namun demikian, banyak pekerja yang berbakat namun tidak memiliki minal untuk mengelola orang lain, atau bertanggung jawab atas kerja tim. Bagi mereka, promosi yang membuat harus memimpin di dalam sebuah tim bisa saja menghilangkan rasa senang sekaligus membuat mereka tak lagi melakukan hal-hal yang mereka inginkan.

Naik ke jabatan yang lebih tinggi juga dinilai bisa melukai perusahaan jika ternyata promosi jabatan tersebut tidak membuat kelompok yang dipimpin menjadi lebih baik. Sebab, manajer yang buruk biasanya menjadi alasan mengapa pegawai memilih untuk keluar dari sebuah perusahaan.

Namun demikian, individu yang berkontribusi baik terhadap perusahaan namun tidak ingin menjadi seorang manajer tetap menginginkan peningkatan upah dan profesionalitas dari apa yang mereka kerjakan.

Lalu, apa yang harus dilakukan perusahaan?

Dikutip dari CNN, Jumat (7/2/2020) Presiden dan CEO Society for Human Resource Management mengatakan perusahaan perlu mempertimbangkan berbagai ragam baru dalam mempromosikan karyawan.

"Ada dua tangga untuk promosi, yang pertama dalam bentuk kompensasi, dan yang kedua adalah promosi untuk menjadi pemimpinin. Seseorang yang bisa berkontribusi secara individu tak melulu menginginkan kontrol, namun mereka harus bisa melihat masa depan mereka yang lebih baik," ujar Taylor.

Lebih lanjut, perusahaan juga perlu fokus dalam melihat kemampuan apa yang bisa dilanjutkan dan dikembangkan oleh pegawainya agar mereka bisa tetap bertahan. Hal tersebut lebih penting dibandingkan dengan upah yang lebih besar.

Presiden Work Institute Danny Nelms mengatakan perusahaan yang tidak menawarkan kesempatan untuk pegawainya tumbuh bisa memunculkan risiko bagi mereka untuk berangsur pergi.

"Jika Anda tidak dipandang sebagai perusahaan yang berinvestasi agar pekerja Anda terus tumbuh, Anda tidak akan menarik bagi orang-orang yang Anda butuhkan," ujar dia.

Head of Investment of People and Performance Research di ADP Research Insititute Marcus Buckingham mengatakan, setiap pekerja yang tidak tertarik untuk posisi-poisisi manajerial harus selalu bertanya kedapa perusahaan mereka mengenai kesempatan promosi yang lain.

"Apakah Anda memiliki rute alternatif untuk menghasilkan lebih banyak uang dan mencapai lebih banyak prestise dalam pekerjaan ini?" ujar Buckingham.

"Itu salah satu pertanyaan paling penting untuk menilai efektivitas organisasi," lanjut dia.

Di beberapa sektor tertentu, rute-rute itu promosi alternatif tersebut sudah ada, setidaknya untuk mereka yang memang ahli di bidangnya. Tak jarang, orang-orang tersebut justru mendapatkan gaji yang lebih besar dari bosnya.

Misalnya, seorang ahli bedah terkenal di dunia mungkin menghasilkan lebih dari kepala departemen atau pimpinan rumah sakitnya. Hal yang sama berlaku untuk pelatih sepak bola bintang yang bisa menghasilkan lebih dari pimpinan sebuah universitas, atau tokoh media yang gajinya dapat melebihi gaji beberapa eksekutif.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

Whats New
Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Whats New
Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Whats New
Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Whats New
Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Whats New
Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Whats New
Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Whats New
Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Whats New
Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Spend Smart
Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Whats New
Ada Penyesuaian, Harga Tiket Kereta Go Show Naik per 1 Mei

Ada Penyesuaian, Harga Tiket Kereta Go Show Naik per 1 Mei

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Whats New
Melirik Potensi Bisnis Refraktori di Tengah Banjir Material Impor

Melirik Potensi Bisnis Refraktori di Tengah Banjir Material Impor

Whats New
IHSG Bergerak Tipis di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

IHSG Bergerak Tipis di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com