Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pegawai di 3 Negara Ini Paling Pede Soal Karier, Salah Satunya Indonesia

Kompas.com - 12/02/2020, 12:46 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

Sumber CNBC

 

NEW YORK, KOMPAS.com - Sebuah studi terbaru yang dilakukan LinkedIn menunjukkan, pegawai di India, Indonesia, dan China lebih optimistis terhadap prospek karier mereka.

Ini bila dibandingkan dengan para pegawai di negara-negara lainnya.

Dilansir dari CNBC, Rabu (12/2/2020), level optimisme jauh lebih tinggi di tiga negara berkembang utama Asia tersebut dibandingkan negara-negara pasar kerja utama dunia, seperti AS, Kanada, Jerman, dan Inggris.

Untuk melakukan studinya, LinkedIn mensurvei lebih dari 30.000 pegawai berusia 18 hingga 65 tahun di 22 negara.

Baca juga: Dokter, Guru, hingga Arsitek Masih Jadi Pilihan Karier Pelajar SMA Dunia

Survei tersebut dikumpulkan dan diolah menjadi LinkedIn Opportunity Index, yang mencari garis tengah antara tantangan dan peluang yang memengaruhi tenaga kerja.

LinkedIn mengukur 7 metrik optimisme, termasuk persepsi responden terkait kondisi ekonomi dalam 12 bulan ke depan, situasi keuangan, dan kualitas hidup dibandingkan generasi orang tua mereka.

Hasilnya, India berada pada peringkat teratas dengan skor 121, melampaui rata-rata skor global yakni 100. Kemudian disusul oleh Indonesia dan China yang masing-masing mencatat skor 117 dan 116.

Ketiga negara tersebut mencatat skor tertinggi lantaran tingginya optimisme terhadap prospek ekonomi dan tumbuhnya pasar tenaga kerja.

Dalam studi itu ditemukan pula, 50 persen responden Gen Z dan 48 persen responden milenial di India, Indonesia, dan China mengaku mengekspektasikan kondisi ekonomi negara mereka akan membaik dalam 12 bulan mendatang. Kondisi ini pun akhirnya meningkatkan prospek kerja.

Baca juga: Agar Karier Lebih Moncer di 2020, Simak 5 Tips Ini

Optimisme itu juga merefleksikan outlook ekonomi yang positif bagi kawasan Asia Pasifik. Kawasan ini diprediksi bakal melampaui seluruh kawasan lain di dunia dalam hal pertumbuhan ekonomi, meski China dan India mengalami perlambatan.

Hal tersebut berdasarkan laporan World Economic Forum.

Direktur pelaksana LinkedIn Asia Pasifik Olivier Legrand mengatakan, temuan dalam studi tersebut mengindikasikan keyakinan bahwa negara-negara berkembang dalam langkah maju.

"Meskipun terjadi perlambatan pertumbuhan ekonomi di negara-negara berkembang ini, masyarakat mereka yakin dengan potensi pertumbuhan ekonomi negaranya, termasuk kondisi keuangan pribadi dalam setahun ke depan," terang Legrand.

Namun demikian, imbuh dia, kontrasnya perbandingan optimisme antara negara maju dan negara berkembang menunjukkan bahwa masyarakat di negara-negara maju meyakini pertumbuhan ekonomi negara mereka telah memasuki titik jenuh.

Baca juga: Kegagalan di Awal Karier Bisa Membawa Kesuksesan di Masa Depan, Benarkah?

Adapun AS berada di tingkat teratas optisme di jajaran negara-negara Barat. Optimisme ini didorong berlanjutnya ekspansi ekonomi dan kuatnya pasar tenaga kerja.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kecelakaan KA Pandalungan dan Mobil Sebabkan Perjalanan KA Terlambat, Penumpang Dapat Kompensasi

Kecelakaan KA Pandalungan dan Mobil Sebabkan Perjalanan KA Terlambat, Penumpang Dapat Kompensasi

Whats New
Hari Apresiasi Seller Tokopedia, GNET Raih Posisi Pertama di Kategori Pertukangan

Hari Apresiasi Seller Tokopedia, GNET Raih Posisi Pertama di Kategori Pertukangan

Rilis
Waskita Karya Bakal Jadi Anak Usaha Hutama Karya pada September 2024

Waskita Karya Bakal Jadi Anak Usaha Hutama Karya pada September 2024

Whats New
Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tertinggi sejak 2015

Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tertinggi sejak 2015

Whats New
IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

Whats New
Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

Whats New
Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

Whats New
Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Whats New
Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Whats New
Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Whats New
Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Whats New
Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

Whats New
Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Whats New
BEI Ubah Aturan 'Delisting', Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

BEI Ubah Aturan "Delisting", Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com