Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekonomi China Terguncang Corona, RI Genjot Ekspor Pisang

Kompas.com - 18/02/2020, 15:31 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah akan menggenjot ekspor komoditas unggulan di tengah terguncangnya ekonomi China akibat virus corona. Indonesia sebagai pangsa ekspor China turut terkena imbas yang berpengaruh pada neraca perdagangan Indonesia.

Terkait dampak virus corona ini, pemerintah menyiapkan berbagai strategi untuk mengantisipasi menurunnya kinerja neraca perdagangan Indonesia. Salah satunya dengan mendorong ekspor pisang.

Selain itu Indonesia juga melakukan diversifikasi pasar ekspor ke luar negara tujuan utama, semisal ke negara-negara Timur Tengah seperti Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Mesir, serta mengoptimalkan produksi dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan pasar lokal.

Baca juga: Omnibus Law, Jokowi Ganti SKK Migas dengan BUMN Khusus?

“Tidak hanya menggenjot produk-produk hasil industri, saat ini pemerintah juga mendorong peningkatan kinerja ekspor produk-produk yang berasal dari sektor lain, seperti sektor pertanian,” kata Staf Ahli Bidang Pembangunan Daerah Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Bobby Hamzar Rafinus, melalui siaran resmi, Selaaa (18/2/2020).

Bobby mengatakan, Indonesia sebagai negara agraris memiliki peran besar dalam sektor pertanian meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional. Ekspor pertanian memiliki kontribusi dalam PDB Indonesia terbesar ketiga setelah sektor industri dan perdagangan.

Berdasarkan data BPS (badan pusat statistik) selama Januari 2019 sampai Desember 2019 ekspor produk pertanian sebesar 3,61 miliar dollar AS atau meningkat 5,31 persen dibandingkan periode sama di 2018 yang sebesar 3,43 miliar dollar AS.

“Meningkatnya kinerja ekspor sektor pertanian, salah satunya didorong oleh peningkatan ekspor subsektor hortikultura, khususnya buah-buahan tahunan,” ujar Bobby.

Baca juga: Mengenang Ashraf Sinclair, Pernah Bisnis Ternak Lele

Produk komoditas pisang menejadi salah satu komoditas buah-buahan tahunan yang memiliki prospek pengembangan baik karena memiliki nilai ekonomi tinggi dan potensi pasar yang masih terbuka luas.

Menurut data dari Trade Map International Trade Statistics (ITC), sepanjang 2018, Indonesia telah mengekspor pisang sebanyak 30.373 ton atau senilai 14.610 dollar AS ke seluruh dunia.

Ekspor pisang terbesar dari Indonesia adalah ke China, yaitu sebesar 17.793 ton atau senilai 8.623 dollar AS, diikuti oleh negara Malaysia sebesar 4.132 ton atau senilai 1.114 dollar AS dan Uni Emirat Arab (UAE) sebesar 2.563 ton atau senilai 1.435 dollar AS.

Baca juga: Lowongan Kerja Terbaru dari Yamaha Motor hingga Honda

Namun demikian, permintaan dari negara-negara tersebut hingga kini masih belum dapat tercukupi oleh Indonesia. Pasalnya, pada tahun yang sama, China mengimpor pisang sebanyak 1,5 juta ton dari seluruh dunia.

Hal ini berarti Indonesia hanya dapat memenuhi 1,15 persen dari total permintaan negara Tirai Bambu itu, sedangkan UAE mengimpor sebanyak hampir 200 ribu ton buah pisang dari seluruh dunia, yang berarti Indonesia hanya dapat memenuhi 1,28 persen dari total permintaannya.

Jadi, untuk mempercepat program peningkatan ekspor produk pertanian, Kemenko Perekonomian mendorong pengembangan hortikultura berorientasi ekspor sebagai salah satu program prioritas (Quick Wins) melalui kerja sama kemitraan pemerintah pusat, pemerintah daerah, swasta, dan petani.

Program ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas, kualitas, dan kontinuitas komoditas pisang, sehingga dapat memenuhi kebutuhan pisang lokal, seperti hotel, restoran, dan katering.

Baca juga: Rekam Jejak Claus Wamafma, Orang Asli Papua di Jajaran Bos Freeport

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com