JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga) membukukan laba bersih secara konsolidasian sebesar Rp 3,9 triliun sepanjang tahun 2019.
Perolehan laba bank bersandi saham BNGA itu naik 12,4 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dan menghasilkan earnings per share Rp 146,2.
Presiden Direktur CIMB Niaga, Tigor M. Siahaan mengatakan, kenaikan laba ditopang oleh peningkatan pada sebagian lini bisnis.
”Kami menutup tahun 2019 dengan peningkatan pada sebagian besar lini bisnis. Pendapatan operasional naik sebesar 6,3 persen yoy, yang dikontrubusi oleh kenaikan pendapatan non-bunga sebesar 11,6 persen yoy," kata Tigor dalam siaran pers, Rabu (19/2/2020).
Baca juga: Laba Anjlok, HSBC Buka Kemungkinan PHK 35.000 Karyawan
Adapun pendapatan bunga bersih (Net Interest Income/NII) tumbuh 4,6 persen secara tahunan (yoy) dengan NIM meningkat 19 bps menjadi 5,31 persen pada 2019.
Cost to income ratio pun turun menjadi di bawah 50 persen. Dalam kondisi pasar yang masih menantang, biaya provisi naik sebesar 7,5 persen yoy dengan rasio Loan Loss Coverage meningkat menjadi 113,60 persen.
Tak hanya itu, rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) CIMB Niaga tercatat baik sebesar 21,47 persen per 31 Desember 2019, meningkat 181 bps dari tahun sebelumnya.
"Dengan total aset sebesar Rp 274,5 triliun per 31 Desember 2019, CIMB Niaga mempertahankan posisinya sebagai bank swasta nasional terbesar kedua di Indonesia dari sisi aset," ungkap Tigor.
Baca juga: Disinggung Erick Thohir, Laba Telkomsel Kalahkan Bank BUMN
Sementara dari sisi kredit, Tigor menyebut Cimb Niaga telah menyalurkan pertumbuhan kredit sebesar 3,1 persen yoy menjadi Rp 194,2 triliun. Penyaluran kredit dikontribusi oleh pertumbuhan pada kredit konsumer.
Pertumbuhan kredit konsumer yang dimaksud antara lain, pertumbuhan pada Kredit Pemilikan Rumah yang meningkat sebesar 12,5 persen yoy dan Kartu Kredit yang tumbuh 12,8 persen yoy.
"Itu sebagai hasil dari pengembangan bisnis akuisisi merchant yang kami lakukan. Kami tetap menjaga konsistensi pertumbuhan," ujarnya.
Total penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) tercatat sebesar Rp 195,6 triliun dengan rasio CASA sebesar 55,35 persen. Di segmen perbankan Syariah, Unit Usaha Syariah CIMB Niaga berhasil mempertahankan posisinya sebagai UUS terbesar di Indonesia, dengan total pembiayaan mencapai Rp 33,1 triliun.
"Ke depan, CIMB Niaga akan terus fokus memperbesar bisnis konsumer dan UKM, meningkatkan CASA, melakukan inovasi terhadap layanan digital, serta memperkuat proposisi bisnis Syariah," ucap Tigor.
Baca juga: Laba BTN Anjlok 92,55 Persen, Ini Sebabnya
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.