Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IMF: Virus Corona Bikin Pertumbuhan Ekonomi Global Terpangkas

Kompas.com - 24/02/2020, 19:19 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

RIYADH, KOMPAS.com - Dana Moneter Internasional (IMF) menyatakan, wabah virus corona akan membuat pertumbuhan ekonomi global terpangkas 0,1 persen.

Adapun pertumbuhan ekonomi China akan merosot ke 5,6 persen pada tahun ini.

"Kami juga melihat skenario-skenario yang lebih buruk dimana penyebaran virus akan berlangsung lebih panjang dan global. Konsekuensinya pertumbuhan (ekonomi) akan lebih kendur," kata Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva dalam pertemuan menteri keuangan dan gubernur bank sentral G20 di Riyadh, Arab Saudi seperti dikutip dari MarketWatch, Senin (24/2/2020).

Baca juga: BI Revisi Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2020 Akibat Corona

Para menteri keuangan dan gubernur bank sentral negara-negara G20 mendiskusikan tantangan-tantangan utama perekonomian global pada akhir pekan lalu di Riyadh.

Mereka fokus pada topik outlook pertumbuhan ekonomi dan aturan-aturan baru untuk memajaki perusahaan-perusahaan digital global.

Pada Januari 2020 lalu, IMF telah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global menguat dari 2,9 persen pada 2019 menjadi 3,3 persen pada tahun ini.

Namun, sejak itu virus corona yang telah dikategorikan oleh Organisasi Kesehatan Global (WHO) sebagai kondisi darurat global telah mengganggu aktivitas perekonomian di China.

Otoritas China kini bekerja untuk memitigasi dampak negatif virus corona terhadap perekonomian.

Baca juga: Imbas Virus Corona, Pertumbuhan Ekonomi China Bisa Cuma 3,5 Persen

Georgieva menyatakan, langkah-langkah yang dilakukan pemerintah China antara lain pengukuran terhadap risiko krisis, provisi likuiditas, pengukuran kebijakan fiskal, dan dukungan finansial.

"Dalam skenario kami, kebijakan-kebijakan yang telah diumumkan akan diimplementasikan, sehingga perekonomian China akan kembali normal pada kuartal II 2020. Hasilnya, dampaknya terhadap perekonomian dunia akan relatif kecil dan jangka pendek," ungkap Georgieva.

Menurut dia, IMF memasang skenario pertumbuhan ekonomi China akan mencapai 5,6 persen pada 2020. Angka ini lebih rendah 0,4 persentase poin dibandingkan proyeksi IMF pada Januari 2020 lalu.

"Pertumbuhan ekonomi global akan sekira 0,1 persentase poin lebih rendah," ungkap Georgieva.

Baca juga: Wabah Virus Corona, Singapura Turunkan Target Pertumbuhan Ekonomi

Sementara itu, Menteri Keuangan Perancis Bruno Le Maire menyebut, perekonomian dunia jelas menghadapi perlambatan. Menurut Le Maire, perlambatan ini kemungkinan besar disebabkan virus corona.

"Pertanyaan masih tetap terbuka, apakah ini akan membentuk pola huruf V dengan pemulihan perekonomian dunia yang cepat atau apakah akan membentuk pola huruf L dengan perlambatan yang konsisten pada pertumbuhan ekonomi dunia," jelas Le Maire.

Adapun G20 mengekspektasikan pemulihan pertumbuhan ekonomi secara moderat pada tahun ini dan tahun depan.

Akan tetapi, G20 juga mencatat beberapa risiko penurunan terhadap outlook perekonomian global, mulai dari ketegangan geopolitik dan perdagangan, ketidakpastian kebijakan, hingga risiko makroekonomi terkait keberlangsungan lingkungan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bappeda DKI Jakarta Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Bappeda DKI Jakarta Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Transfer Pengetahuan dari Merger TikTok Shop dan Tokopedia Bisa Percepat Digitalisasi UMKM

Transfer Pengetahuan dari Merger TikTok Shop dan Tokopedia Bisa Percepat Digitalisasi UMKM

Whats New
Harga Bahan Pokok Senin 6 Mei 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Senin 6 Mei 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
IHSG Diperkirakan Melaju, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Diperkirakan Melaju, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Earn Smart
Kesenjangan Konsumsi Pangan dan Program Makan Siang Gratis

Kesenjangan Konsumsi Pangan dan Program Makan Siang Gratis

Whats New
Lowongan Kerja Anak Usaha Pertamina untuk S1 Semua Jurusan, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Lowongan Kerja Anak Usaha Pertamina untuk S1 Semua Jurusan, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Erick Thohir: 82 Proyek Strategis BUMN Rampung, tapi Satu Proyek Sulit Diselesaikan

Erick Thohir: 82 Proyek Strategis BUMN Rampung, tapi Satu Proyek Sulit Diselesaikan

Whats New
Ketika Pajak Warisan Jadi Polemik di India

Ketika Pajak Warisan Jadi Polemik di India

Whats New
BTN Konsisten Dongkrak Inklusi Keuangan lewat Menabung

BTN Konsisten Dongkrak Inklusi Keuangan lewat Menabung

Whats New
[POPULER MONEY] HET Beras Bulog Naik | Kereta Tanpa Rel dan Taksi Terbang Bakal Diuji Coba di IKN

[POPULER MONEY] HET Beras Bulog Naik | Kereta Tanpa Rel dan Taksi Terbang Bakal Diuji Coba di IKN

Whats New
Bakal Diumumkan Hari Ini, Ekonomi Indonesia Diramal Masih Tumbuh di Atas 5 Persen

Bakal Diumumkan Hari Ini, Ekonomi Indonesia Diramal Masih Tumbuh di Atas 5 Persen

Whats New
Panduan Bayar Tagihan IndiHome di Indomaret dan Alfamart

Panduan Bayar Tagihan IndiHome di Indomaret dan Alfamart

Spend Smart
Simak Cara Melihat Nomor ShopeePay yang Terdaftar

Simak Cara Melihat Nomor ShopeePay yang Terdaftar

Whats New
Cara Mudah Bayar Tagihan Listrik PLN melalui Aplikasi BRImo

Cara Mudah Bayar Tagihan Listrik PLN melalui Aplikasi BRImo

Spend Smart
Laba Ditahan: Pengertian, Fungsi, Tujuan, dan Cara Menghitungnya

Laba Ditahan: Pengertian, Fungsi, Tujuan, dan Cara Menghitungnya

Earn Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com