JAKARTA, KOMPAS.com - Pada era revolusi industri 4.0, rumah sakit dituntut untuk memberikan layanan kesehatan secara paripurna.
Salah satu kendala yang dihadapi saat ini yaitu panjangnya waktu tunggu pasien untuk mendapatkan layanan kesehatan di rumah sakit. Terlebih, faktanya masalah besar ini ditemui hampir di seluruh rumah sakit di dunia.
Survei yang dilalukan The Malay Mail (2017) menunjukkan statistik yang mengejutkan tentang persepsi masyarakat Malaysia, utamanya terkait masa tunggu di rumah sakit.
Alasan utama 26 persen responden meninggalkan perawatan medis di rumah sakit yaitu proses pelayanan yang terlalu lama.
Baca juga: Ciptakan Layanan Kesehatan Digital, Kemenkes Gandeng Startup
Hasil survei tersebut memperlihatkan rata-rata waktu tunggu untuk menemui dokter di rumah sakit dalam 12 bulan terakhir, setidaknya memerlukan waktu hingga empat jam.
Berdasarkan fakta itu, ketua bidang teknologi informasi Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS), Djoni Darmadja mengatakan KARS menetapkan penerapan layanan digital sebagai salah satu standar akreditasi rumah sakit.
"Terutama pendaftaran online. Kalau di luar negeri, walau pasiennya 2.000 orang per hari tapi enggak numpuk di antrian," kata Djoni dalam peluncuran aplikasi kesehatan PatientQare dari SehatQ, Senin (24/2/2020).
Sebagai contoh, lanjut Djoni, saat ini di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) pasien masih menumpuk di lobi untuk mendapatkan nomor antrian konsultasi dokter.
Baca juga: Imuno Onkologi Dipraktikkan di Indonesia, Ini Pendapat Dokter Spesialis
"Banyak waktu pasien yang terbuang. Oleh karena itu KARS membuat standar yang mengharuskan rumah sakit mempunyai sistem pendaftaran online sebagai syarat akreditasi," terangnya.
Terkait hal itu, Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia (ARSSI) mendorong rumah sakit di Indonesia untuk meningatkan layanan kesehatan secara optimal. Salah satunya melalui aplikasi kesehatan sebagai bentuk digitalisasi layanan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.