Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bawang Putih hingga Emas Melonjak, Inflasi Februari 0,28 Persen

Kompas.com - 02/03/2020, 12:35 WIB
Fika Nurul Ulya,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi pada Februari 2020 sebesar 0,28 persen.

Dengan begitu, inflasi tahun kalender sebesar 0,66 persen dan inflasi tahunan (year on year/yoy) menjadi 2,98 persen.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Yunita Rusanti mengatakan, inflasi sebesar 0,28 persen pada Februari 2020 lebih rendah ketimbang inflasi Januari 2020 yang sebesar 0,39 persen.

 

Baca juga: BI Prediksi Inflasi Februari Lebih Rendah dari Januari

Namun bila dibandingkan dengan Februari 2019 (yoy), inflasi jauh lebih tinggi.

"Inflasi sekarang lebih tinggi karena pada Februari 2019 terjadi deflasi -0,08 persen," kata Yunita dalam konferensi pers di Gedung BPS, Jakarta, Senin (2/3/2020).

Yunita menuturkan, dari 99 kota IHK, 73 kota mengalami infkasi dan 17 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Singang sebesar 1,21 persen, dan inflasi terendah terjadi di Parepare sebesar 0,02 persen.

"Untuk deflasi tertinggi terjadi di Tanjung Pandan -1,2 persen sedangkan deflasi terendah terjadi di Padangsidempuan -0,01 persen. Jadi sebetulnya relatif stabil," kata Yunita.

Baca juga: Cegah Gejolak Harga, Pemerintah Patok Inflasi Pangan hingga 5 Persen

Lebih lanjut dia menuturkan, berdasarkan kelompok pengeluaran, inflasi banyak disumbang oleh makanan minuman dan tembakau. Inflasi sebesar 0,95 persen dan memberikan andil sebesar 0,25 persen.

Adapun komoditas yang memberikan sumbangan inflasi adalah bawang putih sebesar 0,09 persen, cabai merah 0,06 persen, daging ayam ras dan jeruk masing-masing memberikan andil 0,02 persen.

"Beberapa komoditas juga memberikan sumbangan inflasi dengan andil 0,01 persen masing-masing adalah rokok filter, beras, minyak goreng, bawang bombay, kentang, dan cabai rawit," ujar Yunita.

Sementara untuk kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga terjadi inflasi sebesar 0,09 persen. Hal tersebut disebabkan karena kenaikan kontrak rumah, dan kenaikan bahan bakar rumah tangga.

"Bahan bakar rumah tangga terdiri dari beberapa komoditas, yaitu minyak tanah, gas elpiji 12 kilo dan gas elpiji 3 kilogram, bervariasi antar kota," ucap Yunita.

Baca juga: Impor Bawang Putih dari China Disetop, Inflasi Akan Melonjak?

Tak hanya itu, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya terjadi inflasi sebesar 0,41 persen menyumbang 0,02 persen disebabkan karena kenaikan harga emas perhiasan.

Sedangkan komoditas yang memberikan sumbangan deflasi sebesar -0,37 persen adalah kelompok transportasi. Yunita menyebut terjadi karena adanya penurunan harga bensin Pertamax dan Pertamax Turbo.

"Tarif angkutan angkutan udara juga memberikan sumbangan deflasi -0,03 persen. Komponen energi juga memberikan deflasi 0,24 persen dengan andil 0,02 persen," sebutnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com