Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Virus Corona Ancam Ekonomi, Ini Instrumen Investasi yang Patut Dilirik

Kompas.com - 07/03/2020, 16:07 WIB
Ade Miranti Karunia,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Merebaknya virus corona dengan cepat turut memberikan dampak kepada perekonomian global, termasuk Indonesia. 

Investasi pun dapat terpengaruh perlambatan ekonomi yang bisa terjadi akibat wabah virus yang sudah menyebar di 93 negara tersebut.

Lantas, apa instrumen investasi yang sebaiknya dipilih dalam kondisi ekonomi yang dihantui risiko akibat virus corona?

Baca juga: Ada Sentimen Corona, Manfaatkan Fasilitas Perpindahan Investasi

CEO dan pendiri perusahaan penyedia aplikasi keuangan Jouska Financial Adviser, Aakar Abyasa Fidzuno menyebut, ada beberapa pilihan instrumen investasi yang tepat untuk dipilih. 

"Supaya kita enggak terlalu khawatir ya, tapi memang cash is the king. Jadi, produk-produk multi currency, produk perbankan kayak deposito, SBN, ini adalah pilihan terbaik di situasi sekarang untuk kita keep dalam jumlah besar," katanya di Jakarta, Sabtu (7/3/2020).

Begitu pula dengan investasi emas, yang menurut Aakar dinilai paling aman meski terjadi gejolak perekonomian.

"(Kalau emas) safety, kita omongin risiko saja sih," ujarnya.

Baca juga: IHSG Terus Terkoreksi, Saatnya Investor Masuk ke Instrumen Saham?

Dia menyarankan, bagi para investor yang memilih untuk tetap menahan (keep investment) agar mulai menambah nilai investasinya tersebut.

"Walaupun kita sudah invest jangka panjang, ya cash-nya tambahin saja terus, karena yang bikin kita nyaman dalam kondisi seperti ini adalah cash," katanya.

Untuk nominal dana darurat dalam instrumen investasi, lanjut Aakar, tergantung jumlah kekayaan atau rasio likuiditasnya.

"Karena cash itu, maksud saya begini, kekayaan seseorang itu pasti kan kita omong emergency fund sekarang cukup di atas Rp 100 juta. Tahun depan, dengan kenaikan income berarti kan emergency fund kita juga harus naik. Demikian juga cash," jelasnya.

Baca juga: Mana Lebih Untung, Investasi Emas Batangan atau Saham Produsen Emas?

"Jadi tingkat kenyamanan seseorang secara psikologis itu sebenarnya sangat dipengaruhi cash-nya. Misalkan, ada satu level kita punya Rp 100 juta cukup nyaman. Kalau (dana Rp 100 juta) itu terkunci maka ada level berikutnya, Rp 1 miliar baru nyaman. Dan kenyamanan itu penting sekali untuk membuat keputusan logis, baik dalam situasi ekonomi chaos maupun growth," jelas Aakar lagi.

Dia menilai, situasi tahun 2020 ini hampir sama dengan kondisi perekonomian tahun 1998 dan 2008.

Oleh sebab itu, instrumen investasi yang dia sebutkan seperti deposito dan SBN menjadi pilihan yang tepat saat ini.

"Waktu saat kayak gini, gitu butuh cash gede. Belajar dari kasus 1998, 2008 itu cash is the king," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menhub Pastikan Bandara Juanda Surabaya Siap Layani Penerbangan Haji 2024

Menhub Pastikan Bandara Juanda Surabaya Siap Layani Penerbangan Haji 2024

Whats New
Kian Menguat, Harga Bitcoin Kembali Tembus 67.000 Dollar AS per Keping

Kian Menguat, Harga Bitcoin Kembali Tembus 67.000 Dollar AS per Keping

Whats New
Sri Mulyani: Barang Non Komersial Tak Akan Diatur Lagi dalam Permendag

Sri Mulyani: Barang Non Komersial Tak Akan Diatur Lagi dalam Permendag

Whats New
Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Earn Smart
Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Whats New
Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Whats New
Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Whats New
Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Whats New
IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

Whats New
Mengintip 'Virtual Assistant,' Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Mengintip "Virtual Assistant," Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Work Smart
Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Whats New
Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Whats New
Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Whats New
Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Whats New
Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com