Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Berpotensi Jadi Nomor Satu Dunia, Kementan Genjot Ekspor Arang Kelapa

Kompas.com - 10/04/2020, 13:08 WIB
Inang Sh ,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Direktur Jenderal (Dirjen) Perkebunan Kementerian Pertanian (Kementan) Kasdi Subagyono mengatakan, Indonesia berpotensi menjadi nomor satu dunia sebagai produsen kelapa, terutama produk turunannya.

Potensi itu harus dimanfaatkan, salah satunya dengan memperkuat hilirisasi produk turunan kelapa yang dapat memberi nilai tambah langsung ke petani dan memperluas akses pasarnya.

Untuk itu, imbuh Kasdi, Kementan tetap konsisten menggenjot produksi dan ekspor produk turunan kelapa, khususnya arang kelapa (coconut charcoal), meski dunia tengah dilanda pandemi coronavirus disease 2019 (Covid-19).

“Coconut charcoal banyak dimanfaatkan. Selain untuk bahan obat dan farmasi, juga sebagai bahan bakar rokok Arab di Timur Tengah,” ujar dia dalam keterangan tertulis, Jumat (10/4/2020).

Baca juga: Kementan Gratiskan Ongkir Pembelian Bahan Pokok di TTIC, Warga Antusias

Selain itu, ujar Kasdi, komoditas perkebunan itu juga digunakan sebagai bahan bakar barbeque (BBQ) di kawasan Eropa.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang diolah Direktorat Jenderal Perkebunan tahun 2019, ekspor arang kelapa Indonesia mencapai 188.050 ton dengan nilai ekspor mencapai 145,09 juta dollar AS.

Produk arang kelapa Indonesia paling banyak diekspor ke negara China, Brazil, Jerman, Lebanon, Malaysia, Belanda, Rusia, Arab Saudi, Sri Lanka, dan Vietnam,” imbuh Kasdi.

Prospek cerah produk kelapa

Kebutuhan arang kelapa atau brisket menurut Dirjen Perkebunan Kementan juga sangat prospektif dan berpotensi dapat memperluas pasar.

“Sampai saat ini, produk briket dunia terutama untuk BBQ masih dikuasai arang kayu. Negara-negara maju sebagai konsumen terbesar produk ini sadar betul berapa besar kerusakan hutan atau pohon yang ditebang untuk keperluan arang briket,” jelasnya.

Oleh karena itu, imbuh Kasdi, ke depan arang kelapa sangat berpotensi menjadi produk substitusi arang kayu karena tidak merusak alam, sehingga ramah lingkungan.

Menurut dia, perlu juga perluasan akses pasar untuk ekspor arang kelapa dan produk turunan kelapa lain dengan nilai tambah yang tinggi, tetapi belum banyak dikembangkan di Indonesia.

Baca juga: Kementan Jaga Harga Beras saat Panen Raya Melalui Kostraling

Produk tersebut, seperti minyak kelapa murni (VCO), dessicated coconut, sabut kelapa, asap cair, isotonic water, minyak kelapa mentah (CCO), dan minyak goreng kelapa.

Hal itu karena selama ini Indonesia lebih banyak mengekspor kelapa mentah atau produk setengah jadi, seperti kopra dengan proses nilai tambah dilakukan negara lain.

Sementara itu, salah satu pelaku usaha atau industri pengolahan arang kelapa PT Tom Cococha Indonesia yang berlokasi di Tujurhalang, Bogor, pada bulan Maret hingga April 2020 tetap berproduksi untuk memenuhi permintaan pasar Eropa dan Timur Tengah.

Direktur Utama PT Tom Cococha Indonesia Asep Jembar Mulyana mengatakan, saat ini pasokan bahan baku masih lancar dan sebagian besar didapat dari petani kelapa di daerah Tembilahan, Kabupaten Indragiri Hilir, Riau.

Baca juga: Di Tengah Pandemi Covid-19, Ekspor Kelapa Parut RI Terus Meningkat

“Bahan baku terus dikirim dengan jumlah 2-3 truk per hari untuk memenuhi order ekspor beberapa bulan kedepan. Sejauh ini volume ekspor mencapai 500 ton per bulan dan akan ditingkatkan menjadi 1.000 ton per bulan,” kata dia.

Asep melanjutkan, pada 6 April 2020, dilakukan stuffing container ekspor ke Belgia dengan volume 18 ton. Pada 7 April 2020 juga, dilakukan stuffing untuk pasar ekspor Irak dan sejumlah negara di Eropa dengan volume 45 ton.

“Sedangkan pada tanggal 8 April 2020 dilakukan stuffing container ekspor ke Valencia, Spanyol sebesar 18 ton,” sambung dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com