Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Minyak Masih Anjlok, Arab Saudi Cari Utang

Kompas.com - 14/04/2020, 18:43 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

Sumber Al Jazeera

RIYADH, KOMPAS.com - Arab Saudi kemungkinan bakal merilis surat utang atau obligasi internasional baru.

Ini menyusul kesepakatan pemangkasan produksi minyak yang dilakukan pada akhir pekan lalu oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sejumlah negara produsen mitra alias OPEC+.

Pemangkasan produksi minyak menambah tekanan pada pendapatan, yang sudah terpukul anjloknya harga minyak mentah.

Baca juga: OPEC+ Sepakat Pangkas Produksi, Ini Proyeksi Harga Minyak Dunia

Dilansir dari Al Jazeera, Selasa (14/4/2020), Arab Saudi telah menaikkan rasio utangnya menjadi 50 persen dari produk domestik bruto (PDB) dari sebelumnya 30 persen dari PDB.

Adapun pada pekan lalu, Qatar dan Abu Dhabi sukses menjual obligasi senilai total 17 miliar dollar AS atau setara sekira Rp 266,6 triliun (kurs Rp 15.688 per dollar AS).

"Ini adalah langkah lanjutan yang logis (bagi Arab Saudi untuk merilis obligasi setelah Qatar dan Abu Dhabi). Mereka (Arab Saudi) mungkin akan menunggu sebentar hingga pasar minyak bereaksi terhadap pemangkasan (produksi), karena nama mereka lebih mudah diasosiasikan dengan minyak," ujar pihak satu bank yang enggan disebutkan identitasnya.

Juru bicara kementerian keuangan Arab Saudi tidak memberikan jawaban terkait rencana penerbitan surat utang tersebut.

Baca juga: Perangi Corona, Arab Saudi Tutup Mal dan Restoran

Arab Saudi sendiri merupakan eksportir utama minyak dunia. Pada Minggu (12/4/2020), Arab Saudi bersama negara-negara OPEC menyepakati pemangkasan produksi minyak.

OPEC+ sepakat memangkas produksi minyak sebanyak 9,7 juta barrel per hari (bph) selama periode Mei-Juni 2020. Ini setara dengan sekira 10 persen dari pasokan minyak global.

Pemangkasan produksi tersebut berpotensi mengikis pendapatan sekira hampir 40 miliar dollar AS atau setara sekira Rp 626,5 triliun, menurut analis yang memproyeksikan harga minyak secara rerata mencapai 40 dollar AS per barrel.

Adapun saat ini harga acuan minyak mentah Brent mencapai kisaran 32 dollar AS per barrel.

Pemerintah Arab Saudi pun telah tertekan oleh anjloknya harga minyak dan dampak kebijakan-kebijakan terkait pengendalian penyebaran virus corona. Ini termasuk penerapan jam malam dan penutupan sarana-sarana publik di negara tersebut.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com