Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Mentan: Ekspor Pertanian Saat Pandemi Covid-19 Harus Meningkat

Kompas.com - 21/04/2020, 17:42 WIB
Inang Sh ,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan, ekspor komoditas pertanian pada masa pandemi Covid-19 harus bisa lebih berjaya atau meningkat dibanding sebelum pandemi.

Dia menjelaskan, ekspor komoditas pertanian saat ini tidak mengenal pantangan apa pun dan harus tetap tersedia.

Pasalnya, seluruh dunia tetap membutuhkan makanan, di antaranya komoditas rempah seperti pala, cengkeh dan lainnya.

"Artinya negara bangsa dan rakyat yang begitu banyak mengharapkan kita tidak boleh diam. Yang paling penting jaga kesehatan semua,” ujarnya saat melepas ekspor komoditas pertanian di Kota Manado, Sulawesi Utara, Selasa (21/4/2020).

Menteri yang akrab disapa SYL ini juga menegaskan, hal penting dalam menghadapi virus corona adalah mematuhi protokol kesehatan, seperti pemakaian masker.

Baca juga: BPS: Ekspor Pertanian Naik, Sektor Lain Turun

“Virus corona memang sesuatu yang sangat serius harus dihadapi," tegasnya seperti keterangan tertulis yang diterima Kompas.com.

Untuk itu, dia pun meminta semua pihak tidak merasa lebih kuat kemudian sembrono dalam menghadapinya. Sebab, seluruh dunia juga berhadapan dengan penyakit ini.

“Di saat seperti ini terjadi berbagai hal di bidang ekonomi, tapi kita masih bisa ekspor pangan. Nah itu yang juga menjadi sesuatu hal yang penting," ungkapnya.

Kerja sama antara produsen dan eksportir

Lebih lanjut, SYL juga meminta para produsen hulu dan eksportir untuk terus memperkuat kerja sama agar dapat meningkatkan hasil produksi.

Baca juga: Ekspor Produk Perikanan Jadi Peluang Bisnis di Tengah Pandemi Covid-19

Dia menyebut, sektor perkebunan saat ini menjadi andalan ekspor pertanian sehingga terus diperluas cakupan ekspornya.

Perluasan ekspor ini di antaranya melalui pembangunan kawasan pertanian berbasis keunggulan komparatif, budaya, dan berorientasi ekspor.

"Dalam mendorong ekspor, Kementerian Pertanian (Kementan) juga melakukan terobosan, yakni mulai dari pemanfaatan teknologi di hilir, efisiensi biaya produksi dan daya saing melalui modernisasi,” terangnya.

Selain itu, lanjut SYL, dilakukan pula diplomasi untuk menembus ragam dan pasar baru serta penguatan sistem perkarantinaan yang didorong ke arah digitalisasi.

Pelepasan ekspor bernilai Rp 124 miliar

Adapun, SYL juga menyampaikan rasa haru dan bangganya ketika melihat geliat pertanian tidak terhenti meski sedang berada pada masa pandemi.

Baca juga: Tak Terimbas Corona, Ekspor Sarang Burung Walet Sumut ke China Tetap Tinggi

Pasalnya, petani Sulawesi Utara (Sulut) telah menghasilkan produk pertanian yang akan diekspor sebanyak 12.192 ton ke 11 negara dengan nilai Rp 124,7 miliar.

"Saya hari ini bersama Anggota DPR RI dan jajaran eselon I Kementan hadir untuk melepas ekspor dari Sulut, yaitu pala atau rempah-rempah,” ujarnya.

Dia pun mengapresiasi petani dan pelaku usaha agrobisnis di Sulut yang tetap aktif mengekspor rempah-rempah Indonesia.

Dia juga menyebut, permintaan dari negara lain terhadap komoditas ini saat ini, khususnya karena pandemi, masih sangat tinggi.

Baca juga: Di Tengah Virus Corona, Kementan Pangkas Anggaran Rp 3,6 Triliun

“Hanya dengan cara ini menghadapi tantangan Covid 19 itu, sekaligus kita tidak boleh kehilangan kesempatan untuk siapkan pangan," jelasnya.

Rencananya, tujuan ekspor produk ini adalah Belanda, Vietnam, China, Italia, Republik Ceko, Mesir, Jerman, Latvia, Rusia, Selandia Baru, dan Amerika Serikat.

Adapun, komoditas yang dihasilkan petani Sulut ini berupa rempah pala biji, bunga pala, kelapa serabut, minyak sawit, dan kelapa parut.

Perlu diketahui, rempah dan pala asal Pulau Siau, Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro) dikenal sebagai penghasil pala terbaik sehingga permintaan dari negara luar sangat tinggi.

"Hari ini saya melepaskan ekspor ke Belanda, ke negara Eropa. Saya dapat informasi tadi yang ter-lock hanya yang ke India dan ke Italia, itu pun tetap diekspor,” katanya.

Baca juga: Hadapi Musim Kemarau, Kementan Siapkan Pompanisasi dan Pipanisasi

Dia menerangkan, bulan April kemarin ekspor masih tetap berjalan, namun hanya bisa sampai di pelabuhan dan belum bisa dibongkar.

“Tetapi di negara Amerika dan lainnya tetap bisa jalan. Oleh karena itu, kami tetap mendorong ekspor itu," tuturnya.

Ekspor sektor perkebunan jadi andalan

Mengonfirmasi ucapan SYL, Kepala Badan Karantina Pertanian Ali Jamil mengatakan, ekspor asal sub sektor perkebunan memang masih menjadi andalan.

Dia menyebut, di tengah kondisi ekonomi yang melamban, sektor ini diharapkan mampu mendongkrak devisa dari kinerja ekspornya.

Baca juga: Imbas Covid-19, Kementan Kaji Alternatif Pasar Ekspor Komoditas Perkebunan

Dia menjelaskan, dari data Balai Karantina Pertanian Kelas I Manado, ekspor komoditas pertanian ke 384 negara tujuan untuk periode Januari hingga Maret nilainya Rp 511,12 miliar.

"Artinya terjadi peningkatan nilai ekspor asal Sulut sebesar 176 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, khususnya peningkatan nilai komoditas perkebunan," sebutnya.

Perlu diketahui, besarnya ekspor komoditas pertanian yang dilepas ke-11 negara ini meliputi pala biji sejumlah 46,25 ton senilai Rp 5,17 miliar dan bunga pala 20 ton senilai Rp 6,9 miliar.

Selain itu kelapa serabut 59,51 ton senilai Rp 167,5 juta, minyak sawit 11.763 ton senilai Rp 105,054 miliar, dan kelapa parut 289,9 ton senilai Rp 7,5 miliar.

Baca juga: Lahan Perkebunan Warga Dieksekusi Setelah Dapat SK, Jokowi Ancam Turunkan Tim dari Jakarta

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com