"Mendapatkan keuntungan material, kemudahan akses, serta pengakuan sebagai dampak dari posisi sebagai "orang dekat penguasa" sejatinya adalah tiga hal manis yang sayangnya tak etis," tulisnya. (Baca selengkapnya)
2. Belajar "Tanpa Guru" di Masa Pandemi, Apa Hasilnya?
Setelah berjalannya kegiatanbelajar dari rumah ini, terlebih dibantu dengan tayangan pembelajaran dari TVRI untuk belajar, kita masih menunggu apa hasil yang sudah didapat selama ini?
Kompasianer Felix Tani bahkan membuat frasa "belajar tanpa guru" seperti sekarang ini mirip kisah-kisah pada buku silat yang terbit pada masa-masa 1970-an.
Pada masa itu, tulisnya, marak penjualan buku-buku beladiri dengan judul senada antara lain "Karate Tanpa Guru", "Jiujitsu Tanpa Guru", dan "Kung Fu Tanpa Guru".
Dari beragam kisah-kisah dari buku beladiri tersebut, Kompasianer Felix Tani mengelaborasi lebih lanjut untuk melihat fenomena belajar dari rumah ini.
"Jangan sampai anaknya menjadi pintar tapi tidak cerdas melalui perkuliahan online. Jika itu terjadi, maka perguruan tinggi hanya berfungsi sekadar pengalih pengetahuan, bukan pembentuk sains," tulis Kompasianer Felix Tani. (Baca selengkapnya)
3. Betapa Leganya Kami Ketika Commuter Line (Tidak) Jadi Disetop
Guna mendukung kebijakan PSBB yang dijalankan di Jabodetabek, muncul wacana untuk Commuter Line agar berhenti beroperasi.
Wacana demikian lahir pasalnya jika Commuter Line tetap beroperasi, maka akan sulit untuk warga menerapkan jaga jarak fisik dengan yang lain. Mungkin bisa ketika di kereta, tapi bagaimana saat mereka antre menunggu?
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.