Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Cegah Krisis Pangan, Mentan Imbau Petani Lakukan Percepatan Tanam dengan Alsintan

Kompas.com - 18/05/2020, 06:50 WIB
Inang Sh ,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

Menurutnya, penggunaan alsintan sangat membantu petani karena pekerjaan jauh lebih cepat dan hasil yang didapat pun meningkat.

“Awal pertama kenal alsintan itu jelas traktor. Awalnya bingung cara kerjanya gimana, ditambah harus beli solar,” katanya, Minggu (17/5/2020).

Walau begitu, dia menyebut, setelah mencoba ternyata pengoperasiannya mudah.

“Dengan waktu yang cepat serta irit tenaga kerja, pembelian solar pun jadi tidak terasa. Saya hitung-hitung, jauh lebih murah,” ungkap Supendi.

Hal serupa juga dia temui dengan alat perontok padi. Awalnya petani masih menggunakan sebilah papan seperti papan gilasan untuk mencuci baju, lalu padinya dirontokkan dengan cara digebot.

Baca juga: PDB Pertanian Naik di Triwulan I, Kementan Prediksi Kenaikan Berlanjut Hingga 2021

Penggunaan alat tradisional ini dinilai lebih memakan tenaga dan banyak kehilangan hasil.

“Tentu lebih efisien alat perontok padi. Kita tidak membutuhkan tenaga ekstra untuk menggebot-gebotnya. Cukup dimasukan, padi akan rontok,” jelasnya.

Apalagi, lanjutnya, bila menggunakan combine harvester yang jauh lebih efisien dibandingkan alat perontok padi.

Pasalnya, mesin ini mampu mengerjakan tiga pekerjaan, yakni membabat padi, merontokan, dan langsung mengemas ke dalam karung.

Terkait akses untuk combine harvester, Supendi mengatakan petani bisa meminjam ke UPJA. Walaupun alatnya masih belum banyak, tetapi bisa disewa secara bergantian.

Baca juga: Tingkatkan Produksi Pertanian, Kementan Optimalkan Lahan Rawa di 14 Provinsi

“Itu alsintan memang paling top menurut saya. Pekerjaan kita jauh lebih singkat waktunya. Ditambah mampu menekan kehilangan hasil, tetapi sayangnya alatnya belum banyak,” ungkapnya.

Hal senada diungkapkan petani di Desa Mlati, Kecamatan Arjosari, Kabupaten Pacitan Pramono. Dia menyebut, begitu musim panen, petani kembali bersiap untuk menanam kembali.

Namun, pada musim tanam kali ini, ada hal yang berbeda dilakukan anggota Kelompok Tani Sido Makmur tempatnya bergabung.

Dalam kondisi pandemi Covid-19 dan suasana bulan puasa, Pramono mulai memikirkan cara agar dapat melanjutkan usaha tani. Apalagi kini tenaga buruh tanam makin sulit didapat.

Untuk mempercepat tanam ia pun menyewa mesin rice transplanter dari desa tetangga.

Baca juga: Jaga Ketahanan Pangan, Kementan Alihkan Komoditas dari Daerah Surplus ke Defisit

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com