Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Muncul Desakan agar Vaksin Covid-19 Bisa Didistribusikan Secara Gratis

Kompas.com - 18/05/2020, 17:00 WIB
Bambang P. Jatmiko

Editor

JAKARTA KOMPAS.com - Pemerintah Indonesia melalui Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi menyerukan agar semua vaksin, pengobatan dan tes bebas paten Covid-19, dapat diproduksi secara massal, dan didistribusikan secara adil dan gratis di semua negara.

Dalam hal ini, Pemerintah Indonesia mendesak seluruh negara dan perusahaan farmasi di dunia menjamin bahwa vaksin, tes, dan perawatan akan bebas paten untuk kemudian didistribusikan secara merata ke semua negara.

“Indonesia menyerukan kerjasama konkret untuk akses yang adil dan tepat waktu terhadap obat-obatan dan vaksin yang bisa menyembuhkan Covid-19 dengan harga terjangkau,” kata Menlu dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Senin (18/5/2020).

Baca juga: BUMN Farmasi akan Gandeng Perusahaan China untuk Produksi Vaksin Corona

Seruan tersebut sejalan dengan advokasi Pemerintah Indonesia di ASEAN yang menyerukan solidaritas regional untuk berbagi informasi, praktik terbaik, penelitian dan pengembangan epidemiologi, dan sumber daya.

Sebelumnya pada April 2020, anggota negara ASEAN sepakat untuk bekerja bersama untuk melindungi rakyat ASEAN.

Desakan Oxfam

Sementara itu, Maria Lauranti, Country Director Oxfam di Indonesia menyatakan peran Indonesia sangat penting untuk mewakili suara Asia, dan kekuatan dari Selatan dalam Majelis Kesehatan Dunia.

"Pemerintah harus mengadvokasi kemitraan global yang lebih kuat di antara negara-negara berkembang,” kata Maria Lauranti.

Oxfam memperingatkan, jika negara-negara kaya dan perusahaan farmasi besar hanya mengedepankan kepentingan negara dan sektor privatnya tanpa mempertimbangkan kondisi negara lain, maka vaksin akan semakin sulit diakses oleh kelompok rentan yang ada di negara berkembang.

 

Baca juga: Holding BUMN Farmasi: Membuat Vaksin Butuh Waktu 15 Tahun

“Biaya untuk memberi vaksin kepada 3,7 miliar orang lebih murah dibandingkan dengan keuntungan sepuluh perusahaan farmasi terbesar dalam empat bulan. Apa pun yang menghambat vaksin tersedia secara gratis bagi mereka yang membutuhkan adalah sebuah tindakan keji,” tambah Direktur Eksekutif Oxfam International Jose Maria Vera.

Terkait dengan hal ini, Oxfam menyerukan empat poin rencana global.

Pertama, kewajiban keterbukaan akses terhadap semua pengetahuan, data, dan kekayaan intelektual terkait Covid-19, serta berkomitmen membuat semua pendanaan publik digunakan untuk perawatan, atau vaksin yang dibuat bebas paten dan dapat diakses oleh semua orang.

Kedua, membuat komitmen untuk menambah kapasitas produksi dan distribusi vaksin global dengan pendanaan dari pemerintah negara kaya. 

Ketiga, rencana distribusi yang adil dan disepakati secara global, memastikan pasokan didasarkan pada kebutuhan, bukan kemampuan membayar. 

Keempat, membuat komitmen untuk memperbaiki sistem buruk yang terjadi dalam penelitian dan pengembangan obat-obatan baru.

“Memberikan vaksin yang terjangkau untuk semua orang akan membutuhkan kerja sama global yang belum pernah terjadi sebelumnya. Pemerintah harus mengutamakan kesehatan orang di atas paten dan keuntungan perusahaan farmasi. Pemerintah harus memastikan tidak ada seorang pun yang tertinggal.”

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bangun Ekosistem Energi Baru di Indonesia, IBC Gandeng 7 BUMN

Bangun Ekosistem Energi Baru di Indonesia, IBC Gandeng 7 BUMN

Whats New
Apple hingga Microsoft Investasi di RI, Pengamat: Jangan Sampai Kita Hanya Dijadikan Pasar

Apple hingga Microsoft Investasi di RI, Pengamat: Jangan Sampai Kita Hanya Dijadikan Pasar

Whats New
Bank DKI Raup Laba Bersih Rp 187 Miliar pada Kuartal I 2024

Bank DKI Raup Laba Bersih Rp 187 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Mendag Zulhas Terbitkan Aturan Baru Soal Batasan Impor, Ini Rinciannya

Mendag Zulhas Terbitkan Aturan Baru Soal Batasan Impor, Ini Rinciannya

Whats New
Microsoft Komitmen Berinvestasi di RI Senilai Rp 27,54 Triliun, Buat Apa Saja?

Microsoft Komitmen Berinvestasi di RI Senilai Rp 27,54 Triliun, Buat Apa Saja?

Whats New
Allianz Syariah Tawarkan Asuransi Persiapan Warisan Keluarga Muda, Simak Manfaatnya

Allianz Syariah Tawarkan Asuransi Persiapan Warisan Keluarga Muda, Simak Manfaatnya

Whats New
Kini Beli Sepatu Impor Tak Dibatasi, Ini Penjelasan Mendag

Kini Beli Sepatu Impor Tak Dibatasi, Ini Penjelasan Mendag

Whats New
TransNusa Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

TransNusa Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
Suku Bunga BI Naik, ST012 Dinilai Lebih Menarik

Suku Bunga BI Naik, ST012 Dinilai Lebih Menarik

Earn Smart
Kesejahteraan Buruh Tani Era Jokowi dan Tantangan bagi Prabowo

Kesejahteraan Buruh Tani Era Jokowi dan Tantangan bagi Prabowo

Whats New
3,84 Juta Penumpang Naik LRT Jabodebek pada Kuartal I 2024

3,84 Juta Penumpang Naik LRT Jabodebek pada Kuartal I 2024

Whats New
Merger Tiktok Shop dan Tokopedia Dinilai Ciptakan Model Belanja Baru di Industri Digital

Merger Tiktok Shop dan Tokopedia Dinilai Ciptakan Model Belanja Baru di Industri Digital

Whats New
Lowongan Kerja Perum Damri untuk SMA/SMK, Ini Persyaratan dan Cara Mendaftarnya

Lowongan Kerja Perum Damri untuk SMA/SMK, Ini Persyaratan dan Cara Mendaftarnya

Work Smart
IMF Naikkan Proyeksi Pertumbuhan Asia, Ada Apa?

IMF Naikkan Proyeksi Pertumbuhan Asia, Ada Apa?

Whats New
Tak Mau Kejadian Nasabah Lempar Piring Saat Ditagih Kredit Terulang, PNM Kini Fokus Lindungi Karyawannya

Tak Mau Kejadian Nasabah Lempar Piring Saat Ditagih Kredit Terulang, PNM Kini Fokus Lindungi Karyawannya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com