"Selain juga bisa menambah deretan pendidikan non formal yang diikuti pada CV (curriculum vitae) pencari kerja," ujarnya.
Lalu, bagaimanakah dengan pekerja yang tergolong gagap teknologi atau blue collar worker?
Maharsi akui, kemampuan adaptasi yang selama pandemi ini memaksa semua orang, semua usia, semua level bertransformasi ke arah digital atau penggunaan teknologi.
Baca juga: Harga Emas Antam Turun Rp 16.000, Berikut Daftar Lengkapnya
"Ini yang saya bilang di awal mengubah mindset, termasuk digital mindset yang harus dikembangkan di new normal ini. Salah satunya penggunaan perangkat digital, jika memang rekrutmen lebih mudah dan murah secara online, mengapa tidak dipertahankan ke depannya?" katanya.
Dengan demikian, para pencari kerja juga harus beradaptasi dengan proses yang serba teknologi.
"Dulu ojek juga enggak bisa pakai aplikasi, lama-lama mereka bisa. Blue collar worker hanya belum terbiasa, tapi jika kepepet akan bisa. Seleksi alam jadinya," ujarnya.
Baca juga: Luhut Ungkap Alasan Pemerintah Belum Umumkan Berlakunya New Normal
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.