Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspadai Telur Ayam Infertil yang Dijual Murah di Pasar, Ini Cirinya

Kompas.com - 13/06/2020, 16:40 WIB
Muhammad Idris

Penulis

 

Selain itu, ciri telur infertil, cangkang telur infertil biasanya lebih tipis ketimbang telur ayam ras pada umumnya (ciri telur ayam infertil).

Ukuran telur HE dan telur ayam negeri pun hampir sama, dan tak ada perbedaan rasa ketika sudah dimasak untuk dikonsumsi.

Kendati demikian, berbeda dengan telur ayam negeri, telur HE lebih cepat membusuk, biasanya setelah lewat satu minggu. Ini karena telur HE berasal dari ayam yang telah dibuahi pejantan. Selain itu, telur HE biasanya sudah beberapa hari tersimpan di tempat penyimpanan maupun mesin tetas perusahaan.

Baca juga: Cerita Peternak Mengadu Soal Telur Infertil ke Presiden Jokowi: Saya Beranikan Diri

Faktor inilah yang membuat telur HE harganya jauh lebih murah dibandingkan telur ayam ras yang bisa dijual pedagang di pasar.

Sementara itu, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan, I Ketut Diarmita menjelaskan, telur HE hanya boleh ditetaskan untuk menjadi DOC atau anak ayam. Telur HE tak boleh dijual di pasar.

"Terkait telur HE mungkin saja oleh integrator breeding niatnya telor HE dimusnahkan atau dibagikan ke orang atau masyarakat miskin sebagai CSR," kata Ketut dikonfirmasi.

"Terkait pengawasan, kami sebenarnya fokus mengawasi telur yang dikonsumsi dan dihasilkan oleh peternak layer. Karena telur HE itu output-nya kan DOC," imbuh dia.

Beredarnya telur infertil di pasaran bisa jadi karena ulah oknum perusahaan breeding. Pihaknya, tak segan untuk menindak perusahaan yang melanggar aturan peredaran telur HE.

Baca juga: Hadapi Telur Infertil, Peternak Unggas di Blitar Surati Jokowi

"Tapi oleh oknum tertentu mungkin saja diperjual belikan, ini kan membutuhkan pembuktian. Kami pasti menurunkan PPNS jika ada laporan tertulis dari masyarakat, atau pihak yang merasa dirugikan, kejadiannya di mana, bukti buktinya apa dan seterusnya. Selanjutnya PPNS akan koordinasi dengan Korwas (Koordinator Pengawas) di mana kejadian itu terjadi," tegas Ketut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com