Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banjir Telur Infertil di Pasar, Peternak Minta Perusahaan Breeding Ditindak Tegas

Kompas.com - 04/05/2020, 11:53 WIB
Muhammad Idris

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Para peternak di sejumlah sentra ayam layer mengeluhkan anjloknya harga telur ayam ras sejak beberapa minggu terakhir. Di Jawa Timur, harga telur ayam negeri di tingkat peternak bahkan sempat dijual di harga Rp 10.500/kg beberapa hari lalu.

Ketua Paguyuban Peternak Rakyat Nasional (PPRN) Blitar Jatim, Rofiyasifun, mengungkapkan penyebab merosotnya harga telur ayam negeri beberapa waktu lalu karena merembesnya banyak telur infertil atau yang lebih dikenal dengan telur HE.

Telur HE ini umumnya berasal dari telur perusahaan-perusahaan pembibitan ayam pedaging atau broiler yang tak menetas atau sengaja tak ditetaskan. Secara aturan, telur infertil tak boleh dijual di pasaran.

Selain itu, telur HE bisa berasal dari telur fertil namun tak ditetaskan perusahaan breeding. Alasannya antara lain suplai anakan ayam DOC (day old chick) yang sudah terlalu banyak, sehingga biaya menetaskan telur lebih mahal dari harga jual DOC.

"Aturan Kementerian Pertanian kan dilarang telur HE diperjualbelikan. Ini kejadian selalu berulang setiap tahun, tapi tak pernah menyentuh level perusahaan. Paling banter karyawan yang ketahuan dipecat, padahal ini permainan di internal (perusahaan) breeding sejak lama," ungkap Rofiyasifun kepada Kompas.com, Senin (4/5/2020).

Baca juga: Biang Kerok Anjloknya Harga Telur Ayam Menurut Peternak

Larangan menjual telur HE tertuang dalam Permentan No 32/Permentan/PK.230/2017. Regulasi itu mengatur tentang Penyediaan, Peredaran dan Pengawasan Ayam Ras dan Telur Konsumsi.

Dalam Bab III pasal 13 disebutkan, pelaku usaha integrasi, pembibit GPS, pembibit PS, pelaku usaha mandiri dan koperasi dilarang memperjualbelikan telur tertunas dan infertil sebagai telur konsumsi.

Dalam Permentan tersebut diatur sanksi bagi perusahaan breeding yang mengedarkan telur HE antara lain sanksi peringatan tertulis, penghentian kegiatan dan peredaran ayam ras, tidak diberikan rekomendasi pemasukan selama 1 tahun, hingga pencabutan izin usaha.

"Kejadian ini sudah sejak dulu, tapi selama ini belum pernah ada perusahaan breeding mendapat sanksi pencabutan impor GPS. Alasannya, ini karena oknum perusahaan," ucap Rofiyasifun.

Baca juga: Kasihan Peternak, Harga Telur Ayam di Kandang Cuma Rp 10.500/Kg

"Inilah dilemanya, kita tak bisa menuntut perusahaan breeding. Oknum internal perusahaan breeding bermain. Kejadian selalu berulang setiap tahun, tapi nggak pernah bisa sentuh level perusahaan," kata dia lagi.

Sanksi ringan bagi perusahaan

Peternak asal Desa Suruh Wadang, Kecamatan Kademangan, Blitar ini menuturkan, beberapa kali kelompok peternak layer memergoki telur ayam HE yang keluar dari perusahaan pembibitan, salah satunya inisiatif peternak ayam menggrebek sebuah perusahaan breeding di Bandung.

"Kita pernah OTT dan melaporkan ke Kepolisian, sudah di-BAP. Tapi yang ditangkap cuma oknum perusahaan, ada memang internal perusahaan yang menjual. Sebenarnya kalau ditelusuri, praktik ini kan tidak akan terjadi kalau memang perusahaan breeding ketat dalam pengawasan," ujar dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com