Alih-alih mendapatkan apresiasi atas penggunaan teknologi canggih tersebut, tulis Kompasianer David Abdullah, otoritas La Liga justru mendapatkan cibiran karena kualitas grafis yang mereka sajikan sangat buruk.
"La Liga memutuskan untuk membuat trobosan dengan menggunakan penonton virtual dalam pertandingan pembuka kompetisi, Sevilla vs Real Betis," lanjutnya. (Baca selengkapnya)
3. Menyoal Tuduhan Rumah Sakit Menjadikan Covid-19 sebagai Ladang Bisnis
Awalnya Kompasianer Posma Siahaan sedikit kesal lantara fotonya dipakai tanpa izin di media sosial guna menyemangati rekan-rekan sesama petugas medis yang bertugas menangani covid-19.
Namun, baru 3 bulan masa pandemi ini, paada awal Juni 2020 lalu dikabarkan adanya tuduhan rumah sakit dan dokter-dokternya menjadikan wabah covid-19 ini sebagai "ladang bisnis".
Sebagai dokter yang bekerja di rumah sakit, Kompasianer Posma Siahaan sebenarnya ada hikmahnya dalam tudingan kepada Rumah Sakit.
"Masyarakat sudah mulai kritis terhadap rumah sakit dan tidak memuja-muja profesi kesehatan sebagai pekerjaan mulia, pahlawan sebenarnya masyarakat yang sudah memasuki new normal," lanjutnya. (Baca selengkapnya)
4. Kritik untuk Pendaftar Webinar "Hit n Run"
Webinar kini semakin populer di Indonesia. Bahkan, saking maraknya webinar dilaksanakan dengan gratis.
Namun, masalahnya ketika webinar ini dilakukan tanpa dikenakan biaya bagi para pesertanya, banyak sekali yang asal mendaftar guna memenuhi kuota terlebih dulu.
"Kuota terpenuhi sedangkan masih banyak yang ingin mendaftar, penyelenggara belum tentu bisa mengakomodir karena memang terbatas kuotanya juga mempertimbangkan terbatasnya durasi sesi tanya jawab," ungkap Kompasianer David F Silalahi.
Ini yang semestinya jadi kesadaran bersama: menghadiri webinar setelah mendaftar merupakan bentuk penghargaan kepada panitia penyelenggara dan pemateri. (Baca selengkapnya)
5. Misteri Kampung Salapan, Kampung Tua Serba Sembilan
Tiba-tiba saja kampung ini ramai diperbincangkan, tidak hanya itu, dulu bahkan banyak yang niat sekali mengunjungi. Kampung Salapan, nama perkampungan tersebut.
Kampung Salapan (sembilan) berada di Desa Gempol Kecamatan Banyusari. Jaraknya 31 Kilometer dari pusat kota Karawang atau sekitar 1 jam perjalanan. Lokasinya, tulis Kompasianer Asep Sundapura, berada di tengah pesawahan dan terpisahkan dari kampung-kampung lainnya.
Salah seorang sesepuh kampung yang ditemui Kompasianer Asep Sundapura, bahkan heran mengapa orang-orang meramaikan kampungnya.
"Komunitas Kampung Salapan diprediksi sebagai keturunan dari para penjaga penjaga candi. Kampung Salapan juga berada tidak jauh dari Kalen Emas atau Sungai Emas yang konon terdapat banyak harta karun," tulis Kompasianer Asep Sundapura. (Baca selengkapnya)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.