“Alsintan bisa mengubah pola pikir anak-anak muda tentang pertanian. Dengan alsintan, tidak ada lagi kesan kotor dan lainnya. Justru kondisi ini bisa menjadi peluang baru buat mereka yang kreatif,” terangnya dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (20/6/2020).
Sarwo Edhy mencontohkan bagaimana alsintan membuat anak seorang petani di Kabupaten Pangkajeni dan Kepulauan (Pangkep), Sulawesi Selatan (Sulsel) bernama Zulfikar, menjadi ikut turun ke sawah.
Zulfikar adalah petani muda yang tercatat sebagai mahasiswa Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Gowa semester 4.
“Saya bersama kakak dan bapak dengan saling bergantian menanam menggunakan transplanter. Karena panen padi telah usai otomatis para petani kembali menanam padi,” tutur Zulfikar.
Menurut Zulfikar, dalam menanam ada yang menggunakan pompa air untuk mendapatkan air dan menggunakan air dari irigasi.
Penanaman padi ini nantinya bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan makan dan juga dijual untuk memenuhi kebutuhan lainnya.
“Menanam padi merupakan hal yang umum. Namun bedanya, saya menggunakan alsintan transplanter. Saat melakukan proses tanam padi, saya perlu menyiapkan bibit terlebih dahulu yang sudah siap untuk ditanam,” ujar Zulfikar.
Baca juga: Cegah Krisis Pangan, Mentan Imbau Petani Lakukan Percepatan Tanam dengan Alsintan
Langkah berikutnya, Zulfikar mengatur bibit sesuai dengan keadaan mesin transplanter dan kemudian menjalankan mesin sesuai dengan standar operasi.
Di tempat asal Zulfikar, di Desa Panaikang, Kecamatan Minasatene, profesi warganya pada umumnya adalah petani padi yang ditunjang dengan irigasi Sungai Leang Londrong.
Hal ini memungkinkan para petani dapat melakukan aktivitas penanaman sebanyak tiga kali setahun.
“Namun sekarang, petani mulai mengikuti perkembangan teknologi pertanian. Mulai dari persiapan lahan, penggarapan lahan, penanaman, panen, hingga pasca panen, menggunakan hand traktor, transplanter, dan combine harvester,” katanya.
Baca juga: Anggaran 900 Miliar Lebih, Kementan Minta Daerah Optimalkan Alsintan
Zulfikar menambahkan, menggunakan mesin transplanter sangatlah mudah. Petani pun tidak perlu waktu yang lama untuk menanam padi di sepetak sawah.
“Hanya perlu melakukan pembibitan dalam baki mesin transplanter, hingga menghasilkan gulungan bibit padi siap tanam. Selanjutnya, letakkan bibit padi di atas mesin kemudian menjalankan mesin supaya padi tertanam secara otomatis,” ujar Zulfikar.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.