Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 26/06/2020, 14:35 WIB
Fika Nurul Ulya,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) mengumumkan, Posisi Investasi Internasional (PII) Indonesia mencatat kewajiban neto yang menurun di kuartal I 2020.

Pada kuartal I 2020, PII Indonesia mencatat kewajiban neto 253,8 miliar dollar AS atau 22,5 persen dari PDB. Kewajiban itu lebih rendah dibandingkan dengan kewajiban neto pada akhir kuartal IV 2019 yang tercatat sebesar 339,4 miliar dollar AS atau 30,3 persen dari PDB.

Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI, Onny Widjanarko mengatakan, penurunan kewajiban neto tersebut disebabkan posisi Kewajiban Finansial Luar Negeri (KFLN) yang turun drastis.

Baca juga: 13 Manajer Investasi Jadi Tersangka Jiwasraya, Bagaimana Keamanan Dana Nasabah?

Penurunan lebih dalam dibandingkan dengan penurunan posisi Aset Finansial Luar Negeri (AFLN).

"Penurunan posisi KFLN terutama didorong oleh penurunan investasi portofolio, sejalan dengan arus keluar modal asing pada triwulan laporan sebagai dampak peningkatan ketidakpastian global akibat pandemi Covid-19," kata Onny dalam siaran pers, Jumat (26/6/2020).

Tercatat, posisi KFLN Indonesia pada akhir kuartal I 2020 turun 13,5 persen (qtq) dari 712,9 miliar dollar AS menjadi 616,4 miliar dollar AS.

Penurunan kewajiban tersebut terutama disebabkan oleh net outflow transaksi investasi portofolio khususnya pada instrumen Surat Berharga Negara (SBN) domestik dan saham.

"Penurunan posisi KFLN juga dipengaruhi oleh faktor revaluasi atas instrumen investasi berdenominasi rupiah sejalan dengan penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan pelemahan rupiah terhadap dolar AS," jelas Onny.

Baca juga: Bukan Uang Koin Gambar Sawit, Ini Uang Logam Termahal Bank Indonesia

Sementara itu, posisi AFLN menurun terutama didorong oleh transaksi aset dalam bentuk cadangan devisa. Posisi AFLN pada akhir kuartal I 2020 turun 2,9 persen (qtq), dari 373,4 miliar dollar AS pada triwulan sebelumnya menjadi 362,6 miliar dollar AS.

"Selain karena faktor transaksi, penurunan AFLN juga didorong oleh revaluasi akibat penguatan dollar AS terhadap beberapa mata uang utama dunia dan penurunan rerata indeks saham di sebagian besar negara penempatan investasi residen," ungkapnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com