Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wamen BUMN Sebut Luhut Kerap Tanya Pengeluaran Pertamina, Mengapa?

Kompas.com - 14/07/2020, 14:31 WIB
Rully R. Ramli,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Budi Gunadi Sadikin mendorong PT Pertamina (Persero) untuk meningkatkan porsi tingkatan komponen dalam negeri (TKDN).

Dengan adanya peningkatan TKDN, maka anggaran belanja yang keluar dari Pertamina akan kembali diserap oleh pelaku usaha dalam negeri.

Dalam acara Penandatanganan Kerja Sama Pertamina dengan BUMN Galangan Kapal, Budi bercerita, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, kerap kali menanyakan pengeluaran Pertamina.

Baca juga: Pertamina Beri Diskon Harga Pertalite di 50 SPBU

Luhut disebut sering mempertanyakan asal belanja bahan baku yang dilakukan oleh Pertamina.

"Spending-nya Pertamina ke mana saja, itu ditanyain Pak Luhut terus, Pak Luhut itu paling suka yang dipanggil itu Pertamina terus, ini gimana, belinya dari siapa nih, bajanya dari China apa enggak," ujarnya, Selasa (14/7/2020).

Selain itu, Budi mengatakan, peningkatan TKDN juga sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo untuk fokus melakukan pengadaan barang dan jasa dari dalam negeri. Dengan demikian, tidak ada uang yang keluar negeri.

Oleh karenanya, mantan direktur utama PT Inalum (Persero) itu meminta kepada seluruh perusahaan besar plat merah, seperti Pertamina untuk meningkatkan kerja sama dengan BUMN lain.

"Pertamina, PLN, adalah big tender-nya kita BUMN termasuk Telkom. Kalau bisa uangnya jangan di spend keluar. Uangnya di spend ke dalam supaya orang-orang kita yang ekonominya lagi susah, yang gajinya lagi susah mendapatkan kucuran uang tersebut," tuturnya.

Baca juga: Wamen BUMN Minta Perusahaan Pelat Merah Sedekah ke Krakatau Steel

Pada kesempatan yang sama, Budi juga mengapresiasi Pertamina, karena porsi TKDN-nya telah berada di atas 30 persen.

"Coba kalau bisa lebih ini lagi kalau bisa dimonitor benar spending nya," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com