Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ridwan Kamil Bidik Investasi Perusahaan Asing yang Keluar dari China

Kompas.com - 16/07/2020, 16:06 WIB
Yohana Artha Uly,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil membidik relokasi perusahaan asing yang keluar dari China bisa pindah ke wilayah Jawa Barat.

Ia melihat ada peluang investasi dari relokasi industri yang bisa mendorong pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19.

"Secara investasi kita melihat banyak investasi akan pindah dari China. Itu akan kita geser," kata dia dalam webinar DBS Asian Insights Conference 2020, Kamis (16/7/2020).

Baca juga: Harga Tanah Kawasan Industri Mahal, Bikin Investasi Terhambat

Ia mengaku, sudah melakukan pembicaraan dengan berbagai pemangku kepentingan lainnya mengenai lokasi pembangunan pabrik dari perusahaan asing tersebut.

Salah satunya ke wilayah Segitiga Rebana, sebuah kawasan strategis yang direncanakan menjadi masa depan ekonomi di Jawa Barat.

"Kami sudah bicarakan kemarin di beberapa kesempatan, pasca krisis ini menggeser investasi ke Rebana di utara Jawa Barat," ungkapnya.

Selain membidik relokasi industri dari China, pemulihan ekonomi Jawa Barat juga akan dilakukan dengan mendorong pertanian dan pariwisata. Menurutnya, selama masa pandemi pertanian dan pariwisata Jawa Barat menjadi sektor yang tetap bertahan.

"Karena tanah Jawa Barat itu selain manufaktur, industri pertanian kita kuat dan tangguh selama covid, juga pariwisatanya," kata dia.

Baca juga: BKPM Pangkas Lagi Target Investasi Jadi Rp 817,2 Triliun di 2020

Sebelumnya, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyebutkan, ada 40 perusahaan asing yang berpotensi menanamkan investasinya di dalam negeri. Ini merupakan relokasi investasi China yang berasal dari Amerika Serikat (AS) dan Jepang.

Lokasi industri selain berada di Jawa Barat, juga pemerintah akan membangun kawasan industri di Madiun, Jawa Tengah.

Ia mengatakan, pandemi Covid-19 telah berdampak sistemik, masif, dan terstruktur terhadap ekonomi berbagai negara, membuat perusahaan-perusahaan yang beroperasi di China mengambil langkah keluar dari negeri tirai bambu tersebut.

Peluang inilah yang dirasa perlu dimanfaatkan oleh pemerintah. Kendati demikian, kendala BKPM adalah terkait anggaran.

Sebab, dalam upaya jemput bola itu, BKPM membutuhkan modal anggaran sebesar Rp 120 miliar. Menurutnya dari total 40 perusahaan, anggaran masing-masing sebesar Rp 3 miliar.

“Jadi yang Rp 3 miliar ini yang kita hunting nanti bukan 40 perusahaan, tetapi lebih dari itu bisa sampai dengan 300 perusahaan,” kata Bahlil dalam rapat kerja BKPM dengan Komisi VI DPR RI, Selasa (23/6/2020).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Whats New
Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Whats New
Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Whats New
Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Whats New
Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Whats New
Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Whats New
Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Whats New
Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Whats New
Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Whats New
MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

Whats New
Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Whats New
Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Whats New
Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Whats New
Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Whats New
Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com