"Dalam rencana bisnis ini, PAG juga telah membuat stakeholder mapping guna memitigasi risiko yang akan terjadi untuk bisnis tersebut,” ujarnya seperti keterangan tertulis yang diterima Kompas.com.
Arif menyebut pula, pihaknya ingin mengetahui terkait pelaksanaan bisnis di Kuwait. Untuk itu, pihaknya melalui KBRI Kuwait meminta bantuan serta dukungan.
Hal ini dilakukan agar PAG memiliki persiapan dan memperoleh informasi yang lengkap, terutama aturan-aturan bisnis di Kuwait.
Tak hanya itu, perlu diketahui pula potensi kerja sama dengan partner local company yang merupakan kewajiban perusahaan yang akan berbisnis di Kuwait.
Baca juga: Meski Pandemi, PGN Tetap Bangun Infrastruktur dan Layani Konsumen
Adapun, hadir dalam virtual meeting tersebut, Duta Besar RI di Kuwait Tri Tharyat beserta tim Atase Tenaga Kerja dan Tim Ekonomi, Direksi PAG dan tim Head Office maupun Tim dari Site Plant.
Pertemuan yang diadakan lebih dari 2 jam ini membahas terkait regulasi ketenagakerjaan di Kuwait, Sistem tax and tender serta foreign investment di Kuwait.
Sementara itu, Tri Tharyat mengapresiasi rencana serta pemaparan yang komprehensif dari PAG.
Menurutnya, PAG selama jangka waktu 7 tahun berjalan sudah mempunyai overview bisnis yang sangat mumpuni, credible, serta reputable.
Baca juga: PGN Siap Pasok Kebutuhan Gas PT Krakatau Steel
Termasuk pula bila dilihat sebagai perusahaan LNG regasifikasi dan LNG Hub internasional dan dengan perizinan sebagai kawasan industri Berikat (PLB) untuk produk LNG di Indonesia.
Pada kesempatan ini, Tri melakukan sharing knowledge terkait perekonomian di Kuwait. Dia menjelaskan, 95 persen perekonomian Kuwait sangat bergantung pada minyak. Sedangkan Gas sendiri belum dioptimalisasi.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan