Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkaca Kasus Jouska, Apa Itu Profesi Penasihat Keuangan?

Kompas.com - 26/07/2020, 11:31 WIB
Muhammad Idris

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Firma penasihat keuangan, Jouska Indonesia, tengah jadi sorotan publik. Terkuaknya masalah yang membelit Jouska Indonesia bermula dari keluhan-keluhan beberapa klien di media sosial yang kemudian viral.

Lazimnya, perencana keuangan hanya bertindak sebagai penasihat dalam penempatan dana investasi. Namun dalam kasus Jouska Indonesia, perusahaan milik Aakar Abyasa Fidzuno ini ikut mengelola dana investasi klien layaknya manajer investasi (MI).

Lalu apa sebenarnya profesi perencana keuangan?

Head Of Investment Research at PT Infovesta Utama Wawan Hendrayana, menjelaskan perencana atau penasihat keuangan bertugas membantu merencanakan investasi yang sebenarnya bisa membantu proyeksi ke depan.

Baca juga: Mengenal Jouska, Penasihat Keuangan yang Dituding Rugikan Klien

Sementara untuk mengelola penempatan dana di sejumlah instrumen investasi, tugas tersebut bisa dilakukan oleh perusahaan sekuritas, dalam hal ini manajer investasi sebagaimana yang biasa ditemui di produk reksadana.

"Perencana keuangan membantu merencanakan investasi yang membantu proyeksi ke depan. Tetapi, fungsi investasi untuk pembelian saham di reksa dana, misalnya, harus menggunakan jasa MI," jelas Wawan dikutip dari Harian Kompas, Minggu (26/7/2020). 

Fungsi dari perusahaan sekuritas dan penasihat keuangan sebenarnya bisa saling melengkapi dalam proses mencapai tujuan finansial melalui pengelolaan keuangan secara terintegrasi dan terencana.

Dalam melakukan pekerjaannya, setiap sekuritas pasti melaporkan setiap aksi yang diambil terhadap portofolio kliennya. Selaku klien, investor juga harus peduli dan memahami setiap laporan yang secara berkala disampaikan oleh sekuritas.

Baca juga: Kronologi Lengkap Kasus Dana Investasi Jouska hingga Diblokir OJK

"Sederhananya, jika Jouska melabeli perusahaannya sebagai penasihat keuangan, maka investor tidak boleh memercayakan Jouska untuk memberikan layanan pembelian atau penjualan efek," kaata Wawan.

Berkaca pada kasus Jouska Indonesia, sebelum melakukan keputusan investasi, ada baiknya calon investor memahami legalitas dan rekam jejak dari lembaga yang mereka pilih untuk mengurus portofolio.

Sementara itu, Chairman dan Presiden Asosiasi Perencana Keuangan Indonesia, Aidil Akbar Madjid menyampaikan, perencana keuangan independen dan firma perencana keuangan tidak terikat atau terafiliasi dengan institusi atau produk keuangan mana pun.

”Perencana keuangan tidak dalam kapasitas untuk mengelola uang klien ataupun melakukan transaksi jual-beli portofolio, apalagi melakukannya dengan kuasa penuh meskipun telah diberi kuasa oleh nasabah,” ujar Aidil.

Baca juga: Satgas Waspada Investasi Hentikan Operasional Jouska

Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) lewat Satgas Waspada Investasi langsung memutuskan untuk memblokir situs, aplikasi, dan media sosial Jouska, sekaligus menghentikan aktivitas bisnis dari perusahaan yang bergerak di bidang perencanaan keuangan ini.

Kepala Satgas Waspada Investasi Tongam Lumban Tobing mengatakan, keputusan tersebut diambil karena Jouska sebagai entitas bisnis perencana keuangan diduga telah bekerja sama dengan dua entitas lain.

Keduanya yakni PT Mahesa Strategis Indonesia dan PT Amarta Investa, yang melakukan kegiatan perusahaan sekuritas tanpa izin.

Tongam memaparkan, izin Online Single Submission (OSS) yang dipegang Jouska terbatas untuk kegiatan jasa pendidikan.

Baca juga: Kasus Dugaan Rugikan Klien, Bos Jouska Minta Maaf

Dengan kata lain, Jouska bahkan tidak punya legalitas memberi nasihat kepada pihak klien mengenai penjualan atau pembelian efek untuk memperoleh imbalan jasa.

"Kami saat ini sedang membangun pasar modal yang kredibel dan terpercaya. Namun Jouska juga melakukan kerja sama dengan PT Mahesa Strategis Indonesia dan PT Amarta Investa Indonesia dalam pengelolaan dana nasabah seperti kegiatan manajer investasi," papar Tongam dalam keterangannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Whats New
Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Whats New
BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

Whats New
Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Whats New
Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Whats New
ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

Whats New
KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

Whats New
Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Whats New
Permintaan 'Seafood' Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Permintaan "Seafood" Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Whats New
BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Whats New
Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Whats New
Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Whats New
Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Whats New
Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com