Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rugi Rp 10 Triliun, Bos Garuda Optimis Bisa Bangkit dari Keterpurukan

Kompas.com - 03/08/2020, 17:08 WIB
Akhdi Martin Pratama,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) Irfan Setiaputra mengatakan, pandemi Covid-19 memberikan dampak signifikan terhadap kinerja perseroannya.

Sebab, dengan adanya pembatasan pergerakan dan penerbangan pada masa pandemi, rata-rata frekuensi penerbangan menurun drastis dari yang sebelumnya melayani lebih dari 400 penerbangan per harinya menjadi hanya berkisar di angka 100 penerbangan per hari.

Di samping itu, jumlah penumpang juga mengalami penurunan tajam hingga mencapai 90 persen.

Baca juga: Rugi Rp 10 Triliun di Semester I, Ini yang Dilakukan Garuda untuk Perbaiki Kinerja

“Namun demikian kami terus memperkuat langkah pemulihan kinerja seoptimal mungkin agar perseroan dapat segera rebound dan memperoleh pencapaian kinerja yang semakin membaik. Fokus utama kami adalah mengupayakan perbaikan fundamental perseroan secara terukur dan berkelanjutan,” ujar Irfan dalam keterangan tertulisnya, Senin (3/8/2020).

Irfan mengaku telah melakukan upaya pemulihan kinerja secara menyeluruh pada lini bisnis perseroan.

Misalnya dengan cara optimalisasi pendapatan penumpang penerbangan berjadwal, layanan kargo udara hingga penerbangan charter.

Selain itu, perseroan turut menjalankan langkah strategis dari aspek pengelolaan biaya melalui upaya negosiasi biaya sewa pesawat, restrukturisasi utang, hingga implementasi efisiensi di seluruh lini operasional guna menyelaraskan tren supply dan demand di masa pandemi ini.

Baca juga: Garuda Raih Predikat Maskapai Terbaik di Indonesia dari TripAdvisor

“Pandemi Covid-19 mengantarkan industri penerbangan dunia berada pada titik terendahnya di sepanjang sejarah. Kendati berada di tengah situasi sulit, Garuda Indonesia optimistis bahwa dengan upaya pemulihan kinerja yang telah dilakukan dan dengan dukungan penuh Pemerintah serta soliditas stakeholder penerbangan, Perseroan dapat terus bertahan dan kembali bangkit,” kata Irfan.

Sebelumnya, Garuda Indonesia melaporkan rugi bersih sebesar 712,72 juta dollar AS atau setara Rp 10,34 triliun (kurs Rp 14.500 per dollar AS) sepanjang semester I-2020, berdasarkan laporan keuangan yang belum diaudit.

Capaian tersebut, berkebalikan dengan kinerja Garuda Indonesia di periode sama tahun 2019 yang membukukan laba besih sebesar 24,11 juta dollar AS atau setara Rp 349,5 miliar.

Kondisi ini sejalan dengan kinerja pendapatan perseroan yang juga turun drastis 58,18 persen, menjadi 917,28 juta dollar AS di sepanjang Januari-Juni 2020 dari periode yang sama di 2019 yang sebesar 2,19 miliar dollar AS.

Baca juga: Garuda Indonesia Pastikan Bakal Bayar KIK EBA Mandiri GIAA01

Capaian pendapatan usaha itu ditunjang pertumbuhan pendapatan penerbangan tidak berjadwal sebesar 392,48 persen, menjadi 21,54 juta dollar AS dari periode sama di tahun sebelumnya sebesar 4,37 juta dollar AS.

Adapun pendapatan penerbangan berjadwal tercatat turun menjadi sebesar 750,25 juta dollar AS. Sementara perseroan membukukan pendapatan lainnya sebesar 145,47 juta dollar AS.

Di sisi lain, penurunan pendapatan usaha perseroan turut diikuti penurunan beban usaha menjadi sebesar 1,64 miliar dollar AS, dari sebelumnya sebesar 2,10 miliar dollar AS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com