Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Chappy Hakim
KSAU 2002-2005

Penulis buku "Tanah Air Udaraku Indonesia"

Pandemi Covid-19, Seberapa Aman Udara di Dalam Kabin Pesawat?

Kompas.com - 06/08/2020, 13:16 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Bahkan WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) mengumumkan bahwa infeksi di kabin pesawat bisa saja terjadi antar penumpang yang duduk berdekatan karena batuk, bersin, dan sentuhan.

Para senior awak kabin dan beberapa perwakilan tenaga kerja lapangan di bidang aviasi menambahkan bahwa penyaringan udara di pesawat tidak akan cukup untuk mencegah paparan virus korona.

Mereka mencatat bahwa kontak dekat antara para penumpang dan petugas bandara yang berada di dalam pesawat, saat naik, di lorong koridor, dan juga di dekat toilet pasti memungkinkan tercemar paparan udara yang dihembuskan orang sebelum mencapai filter itu sendiri.

Jauh sebelum menyebarnya virus corona baru alias covid-19, kebersihan udara dalam kabin yang sempit selama berjam-jam penerbangan yang penuh penumpang sudah dipertanyakan banyak ahli.

Isu mengenai toxic fume events atau udara yang tercemar dalam kabin tidak begitu banyak diketahui masyarakat luas. Padahal isu ini telah menjadi topik bahasan bertahun-tahun dalam komunitas penerbangan berkait dengan dampak buruk kualitas udara dalam kabin bagi para awak pesawat terbang dan para frequent air traveler, mereka yang sering bepergian dengan pesawat terbang.

ICAO sendiri sejak tahun 2015 telah mengeluarkan panduan khusus tentang penanganan gas beracun yang berpotensi masuk kedalam kabin pesawat. Gas beracun itu bisa saja berasal dari engine oil, cairan hidraulik, gas buang mesin dari peralatan dukungan penerbangan atau GSE (Ground Support Equipment), dan bahan bakar pesawat.

Keluhan-keluhan lain tentang udara dalam kabin yang ditenggarai sebagai udara yang tidak segar dan kurang kadar oksigen serta mengandung pestisida telah diajukan kepada FAA untuk diadakan studi lebih mendalam sejak tahun 2018 yang lalu.

Kesimpulan

Dengan demikian maka patut dipertimbangkan bagi mereka yang sudah siap untuk bepergian lagi menggunakan sarana angkutan udara pasca Covid-19. Bisa saja sudah merasa aman dengan telah adanya sistem penyaring udara HEPA yang dipasang dalam kabin pesawat terbang.

Catatannya adalah bahwa tidak semua pesawat terbang sekarang ini yang sudah dipasang HEPA. Selain itu para ahli lainnya termasuk beberapa organisasi internasional ternyata masih meragukan keampuhan HEPA dalam menghilangkan risiko tertular Covid-19 di dalam kabin.

Lebih dari itu, jauh sebelum Covid-19, kajian tentang “kurang sehat”-nya udara dalam kabin saat terbang berjam jam, telah menjadi isu puluhan tahun lalu karena banyak berpotensi terkontaminasi.

Jadi kita harus bagaimana?

Mungkin saja untuk lebih aman, maka protokol kesehatan, pakai masker, jaga jarak, dan sering cuci tangan (PJS) tetap saja akan masih merupakan andalan utama bagi kita semua untuk menjaga diri dari tertular Covid-19, termasuk di dalam kabin pesawat terbang tentunya.

Selamat terbang!

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com