“Saya benar-benar menghemat waktu, saya selalu melakukannya. Saya menabung ketika saya mendapatkan tunjangan mingguan, saya menyimpan hadiah uang tunai yang saya menangkan dalam kompetisi, atau jika saya mendapatkan uang sebagai hadiah untuk ulang tahun saya," kata Alexandra.
"Artinya, saya dapat membeli sendiri barang-barang yang saya inginkan, seperti tas atau sepasang sepatu, tanpa harus meminta uang kepada ibu atau ayah," sambungnya.
Baca juga: Pesan Penting Warren Buffett untuk Anak Muda, Apa Itu?
Dalam suatu wawancara dia pernah mengungkap, dia tidak ingin uang menjadi sesuatu yang dibutuhkan untuk digunakan dalam jumlah besar, meski kita tahu uang adalah kebutuhan.
Kendati demikian, kedua bersaudara ini beberapa kali menikmati liburan Mediterania atau memamerkan pakaian mewah, seperti tas Louis Vuitton, serta terlibat dalam aktivitas seperti menunggang kuda, terjun payung, dan berperahu pesiar.
Saat ini, Alexandra Andresen adalah penunggang kuda profesional yang telah memenangkan beberapa penghargaan dressage internasional. Dia disponsori oleh merek berkuda Kingsland dan Samshield.
Sementara itu, Katharina lebih mungkin mengikuti jejak ayahnya menjalankan bisnis keluarga, meskipun ayahnya tidak berniat memaksa putrinya terlibat dalam bisnis.
"Saya akan memberi mereka kesempatan untuk memilih sebagai manusia dan bukan sebagai robot yang telah diprogram sebelumnya," kata Johan Andresen.
Baca juga: Alexandra Andresen, Baru 21 Tahun Jadi Anak Muda Terkaya di Dunia
Katharina dilaporkan belajar ilmu sosial di Amsterdam University College dan magang dengan Ernst & Young. Saat ini, dia bekerja sebagai koordinator pemasaran di perusahaan perlengkapan olahraga Norwegia, Brav, yang dimiliki oleh perusahaan investasi keluarganya.
Bisnis keluarganya disebut Ferd, merupakan perusahaan investasi yang memiliki dana lindung nilai bersama dengan berbagai kepemilikan ekuitas swasta dan aset real estat.
Keluarga Andresen sebelumnya menghasilkan uang sebagai salah satu produsen rokok terkemuka di Skandinavia, sejak tahun 1849. Namun keluarga tersebut menjual saham tembakau mereka pada tahun 2005 dengan harga hampir 500 juta dollar AS.