Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Strategi Ancol Bertahan di Masa Pandemi, Potong Gaji Direksi hingga Tunda Rekrut Karyawan

Kompas.com - 24/08/2020, 16:34 WIB
Yohana Artha Uly,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) sangat terimbas dampak negatif pandemi Covid-19, lantaran sepanjang 14 Maret-19 Juni 2020 Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mewajibkan kawasan rekreasi ini ditutup.

Akibatnya, penghasilan Ancol menghilang sekitar 3 bulan karena pengunjung tidak ada. Kendati saat ini sudah dibuka, namun perseroan tetap harus melakukan pembatasan jumlah pengunjung.

Mengatasi kerugian akibat pandemi di tahun ini, perseroan pun memiliki sejumlah strategi untuk bisa bertahan. Mulai dari pemotongan gaji direksi dan komisaris, hingga tak membuka lowongan pekerjaan di tahun 2020.

Baca juga: Imbas Pandemi Covid-19, Ancol Rugi Rp 146,3 Miliar di Semester I-2020

Direktur Keuangan Pembangunan Jaya Ancol Hari Sundjojo menjelaskan, upaya efisiensi arus kas (cash flow) perusahaan diantaranya dengan pemotongan penghasilan dewan komisaris dan direksi periode Juli-Desember 2020.

"Selain itu, biaya pegawai di luar gaji atau penghasilan dihilangkan," ungkapnya dalam konferensi pers virtual, Senin (24/8/2020).

Perseoran juga melakukan pemotongan THR direksi dan senior management secara sukarela untuk diberikan kepada reseller, nelayan, dan warga sekitar. Di samping itu, perusahaan melakukan penyisihan penghasilan karyawan secara sukarela untuk keperluan perlengkapan dan peralatan.

Pembelian pakan dan obat-obatan bagi hewan pun dilakukan dari sumbangan sukarela penghasilan senior management.

"Penundaan pembayaran jasa produksi kinerja 2019 juga dilakukan," imbuh Hari.

Upaya lain untuk menjaga finansial perusahaan, kata dia, dengan mempertahankan formasi pegawai yang ada saat ini. Artinya, tidak akan melakukan penerimaan pegawai baru di tahun 2020.

"Untuk capital intensive, kami tahun ini tidak ada penerimaan. Kami coba bertahan dengan formasi yang ada, dan seluruh karyawan itu aktif untuk membantu operasional selama pembukaan kembali," jelasnya.

Efisiensi Biaya

Manajemen perseroan juga melakukan efisien dengan konsep basic cost yakni mengeluarkan biaya untuk tenaga kerja yang ada saat ini, serta perawatan wahana-wahana. Sementara, untuk capex dan opex dengan nilai mulai Rp 1 perlu mendapatkan persetujuan Direktur Sector dan Direktur Keuangan.

Perusahaan turut menunda sejumlah proyek pengembangan kawasan wisata, dan hanya fokus pada penyelesaian renovasi taman pantai atau proyek symphony of the sea. Proyek taman ini memiliki luas sekitar 51.000 meter persegi.

"Kami harus berhemat sekali, memilih pengeluaran secara tepat dan akurat. Apa yang bisa ditunda maka kami tunda, apa yang bisa kami kurangi maka kami kurangi. Tapi ini tanpa kurangi kebutuhan untuk hewan, wahana, dan perawatann lainnya, serta gaji karyawan," pungkas Hari.

Baca juga: Hampir Separuh Anak Muda di Dunia Pendapatannya Turun akibat Covid-19

Sekedar diketahui, Ancol membukukan rugi Rp 146,3 miliar sepanjang semester I-2020. Jumlah tersebut merosot tajam 306 persen dari kinerja di periode sama tahun 2019 yang berhasil mengantongi laba bersih Rp 71,2 miliar.

Sejalan dengan itu, perseroan turut mencatatkan penurunan pendapatan usaha sebesar 58 persen menjadi Rp 254,2 miliar di periode Januari-Juni 2020. Padahal periode sama di tahun 2019 pendapatan mencapai Rp 607,8 miliar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Whats New
Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Whats New
ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

Whats New
KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

Whats New
Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Whats New
Permintaan 'Seafood' Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Permintaan "Seafood" Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Whats New
BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Whats New
Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Whats New
Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Whats New
Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Whats New
Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Whats New
Harga Emas Terbaru 18 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 18 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Jumat 26 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 26 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Bulog Siap Beli Padi yang Dikembangkan China-RI di Kalteng

Bulog Siap Beli Padi yang Dikembangkan China-RI di Kalteng

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com