Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Ancaman Resesi, Investasi Jangka Pendek Ini Cocok untuk Milenial

Kompas.com - 18/09/2020, 07:43 WIB
Elsa Catriana,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kabar resesi semakin terdengar lantaran perekonomian Indonesia tergelincir sebagai dampak pandemi virus corona (Covid-19). 

Tentu, tidak ada seorangpun yang mengharapkan terjadinya resesi ekonomi.

Untuk itu, kamu para milenial, baik yang masih lajang atau sudah berkeluarga, mulai dari sekarang perlu mengelola investasi agar bisa terhindar dari dampak resesi seminimal mungkin.

Baca juga: Investasi Jangka Panjang Vs Jangka Pendek, Ini Beda dan Untung Ruginya

Perencana keuangan dari Finansial Consulting Eko Endarto mengatakan, dalam kondisi resesi tentunya jenis investasi dapat disesuaikan dengan tujuan dari investor.

Dia bilang, apabila tujuan investasi adalah untuk jangka pendek, maka milenial bisa memilih instrumen deposito, reksa dana, hingga investasi emas.

"Tapi khusus untuk milenial, mereka boleh masuk ke instrumen obligasi dan reksa dana," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Kamis (17/9/2020).

Menurut Eko, instrumen tersebut bisa dipilih milenial jika memiliki pendapatan yang tetap.

Baca juga: Intip 5 Cara Aman Investasi Online Reksa Dana dan Saham

Apalagi harga obligasi dan reksa dana tidak terlalu mahal jika dibandingkan dengan instrumen lainnya seperti emas atau deposito.

Obligasi sendiri, kata dia, saat ini bisa dibeli dengan harga yang murah yang dimulai dari harga Rp 1 juta-an, begitupun dengan harga Reksadana yang harganya juga jauh lebih murah.

"Malah kalau reksa dana ada yang dimulai dari Rp 100.000, bahkan kurang," ucapnya.

Selain itu pula dia mengatakan, walaupun obligasi sedikit lebih mahal, keamanannya sangat terjamin sebab dilindungi oleh negara. Sementara reksa dana, karena memang memiliki harga yang lebih murah, risiko keamanannya pun kurang terjamin.

Belum lagi akhir-akhir ini, kata dia, sedang musim-musimnya manajer investasi (MI) yang kurang cakap dalam mengelola.

"Jadi memang harus hati-hati milih MI-nya," ungkapnya.

Selain itu Eko juga mengatakan, deposito memang bisa dipilih sebagai instrumen investasi, hanya saja instrumen ini tidak terlalu cocok untuk milenial lantaran keuntungan yang dihasilkan sedikit.

"Keuntungannya atau imbal hasilnya enggak tinggi, biaya pajaknya juga lumayan. Jadi saya kira instrumen yang tepat untuk milenial itu obligasi dan reksa dana saja, tinggal pilih," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Resmikan The Gade Tower, Wamen BUMN: Jadi Simbol Modernisasi Pegadaian

Resmikan The Gade Tower, Wamen BUMN: Jadi Simbol Modernisasi Pegadaian

Whats New
Kemenperin Kasih Bocoran soal Aturan Impor Ban

Kemenperin Kasih Bocoran soal Aturan Impor Ban

Whats New
Pengusaha Ritel: Pembatasan Pembelian Gula Bukan karena Stok Kosong

Pengusaha Ritel: Pembatasan Pembelian Gula Bukan karena Stok Kosong

Whats New
Luhut Minta Penyelesaian Lahan di IKN Tak Rugikan Masyarakat

Luhut Minta Penyelesaian Lahan di IKN Tak Rugikan Masyarakat

Whats New
Prudential Indonesia Rilis Produk Asuransi Kesehatan PRUWell, Simak Manfaatnya

Prudential Indonesia Rilis Produk Asuransi Kesehatan PRUWell, Simak Manfaatnya

Whats New
Kunjungi IKN, Luhut Optimistis Pembangunan Capai 80 Persen pada Agustus 2024

Kunjungi IKN, Luhut Optimistis Pembangunan Capai 80 Persen pada Agustus 2024

Whats New
Wamendes PDTT: Urgensi Transmigrasi dan Dukungan Anggaran Perlu Ditingkatkan

Wamendes PDTT: Urgensi Transmigrasi dan Dukungan Anggaran Perlu Ditingkatkan

Whats New
IDSurvey Tunjuk Suko Basuki sebagai Komisaris Independen

IDSurvey Tunjuk Suko Basuki sebagai Komisaris Independen

Whats New
Tingginya Inflasi Medis Tidak Hanya Terjadi di Indonesia

Tingginya Inflasi Medis Tidak Hanya Terjadi di Indonesia

Whats New
Tutup Pabrik, Bata Akui Kesulitan Hadapi Perubahan Perilaku Belanja Konsumen

Tutup Pabrik, Bata Akui Kesulitan Hadapi Perubahan Perilaku Belanja Konsumen

Whats New
Kecelakaan KA Pandalungan dan Mobil Sebabkan Perjalanan KA Terlambat, Penumpang Dapat Kompensasi

Kecelakaan KA Pandalungan dan Mobil Sebabkan Perjalanan KA Terlambat, Penumpang Dapat Kompensasi

Whats New
Hari Apresiasi Seller Tokopedia, GNET Raih Posisi Pertama di Kategori Pertukangan

Hari Apresiasi Seller Tokopedia, GNET Raih Posisi Pertama di Kategori Pertukangan

Rilis
Waskita Karya Bakal Jadi Anak Usaha Hutama Karya pada September 2024

Waskita Karya Bakal Jadi Anak Usaha Hutama Karya pada September 2024

Whats New
Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tertinggi sejak 2015

Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tertinggi sejak 2015

Whats New
IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com