Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Industri Kimia Berbasis Metanol Perlu Dikembangkan, Ini Sebabnya

Kompas.com - 23/09/2020, 17:46 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia perlu mengembalikan peran industri sebagai fondasi ekonomi nasional dengan lebih memperhatikan struktur industri yang berbasis di hulu.

Salah satunya adalah industri petrokimia berbasis metanol, sebagai pemasok bahan baku untuk berbagai sektor industri lainnya.

Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Perindustrian Johnny Darmawan mengatakan, pengembangan industri kimia berbasis methanol sudah sangat mendesak.

Baca juga: Kurangi Impor Produk Kimia, Chandra Asri Operasikan Dua Pabrik Baru

"Pengembangan industri metanol sangat penting untuk mendukung kemandirian industri, mendukung daya saing industri nasional serta menopang pembangunan industri berkelanjutan dan yang utama memangkas defisit neraca perdagangan yang terjadi lantaran ketergantungan tinggi pada impor," kata Johnny dalam keterangannya, Rabu (23/9/2020).

Ia berpandangan, investasi di sektor petrokimia dalam kurun waktu 20 tahun terakhir masih tergolong minim.

Kondisi ini berdampak pada ketergantungan impor yang tinggi karena minimnya suplai bahan baku industri hulu petrokimia.

"Kapasitas produksi dalam negeri untuk bahan baku petrokimia baru mencapai 2,45 juta ton. Sementara itu, kebutuhan dalam negeri mencapai 5,6 juta ton per tahun. Dengan kata lain, produksi dalam negeri baru memenuhi 47 persen kebutuhan domestik. Sisanya, yaitu sebesar 53 persen harus dipenuhi melalui impor,” terangnya.

Baca juga: Chandra Asri Optimistis Bisnis Petrokimia Membaik di Semester II 2020

Menurut Johnny, kebutuhan akan metanol semakin meningkat, namun Indonesia baru memiliki satu produsen yang kapasitas produksinya 660.000 ton per tahun. Alhasil, ketergantungan impor methanol tergolong tinggi.

"Nilai impor metanol mencapai 12 miliar dollar AS atau setara Rp 174 triliun per tahun. Pasalnya, metanol merupakan senyawa intermediate yang menjadi bahan baku berbagai industri, antara lain industri asam asetat, formaldehid, Methyl Tertier Buthyl Eter (MTBE), polyvinyl, polyester, rubber, resin sintetis, farmasi, Dimethyl Ether (DME), dan lain sebagainya," jelas dia.

Alasan lain yang mendasari strategisnya pengembangan industri metanol adalah karena beberapa produk turunannya, seperti biodiesel dan dimetil eter (DME) merupakan bahan bakar alternatif. Dengan demikian, impor minyak yang selama ini membebani neraca dagang RI bisa dikurangi melalui pengembangan industri metanol.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com