Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terimbas Covid-19, Ini 3 Tips untuk Pengusaha Kopi agar Bisnis Tumbuh

Kompas.com - 30/09/2020, 12:27 WIB
Elsa Catriana,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kopi sudah menjadi bagian dari gaya hidup yang lekat dengan kehidupan masyarakat sehari-hari.

Industri kopi Indonesia pun terus menggeliat, berkat besarnya permintaan dari dalam maupun luar negeri. 

Akan tetapi sejak adanya pandemi Covid-19 yang melanda selama beberapa bulan terakhir, turut mempengaruhi rantai pasok seluruh sektor secara global, termasuk kopi.

Baca juga: Terdampak Pandemi, Menkop Dorong Petani Kopi Bentuk Koperasi

Adapun komodiras kopi terus mengalami tantangan penurunan harga. International Coffee Organization (ICO) dalam laporannya pada April lalu menyebutkan, penurunan produk domestik bruto dunia 1 persen berkaitan dengan menurunnya permintaan kopi sebesar 0,95 persen atau setara dengan 1,6 juta kantong berukuran 60 kilogram.

Situasi ini tentunya berdampak negatif bagi seluruh aspek di industri, baik pelaku usaha ritel maupun UMKM, petani kopi dan juga para penikmatnya.

Berdasarkan pengalamannya di bidang kopi, Otten Coffee yang didirikan oleh Jhoni Kusno serta Robin Boe, membagikan tips bagaimana produsen serta petani kopi tetap tumbuh dan mampu melihat peluang baru selama pandemi Covid-19.

Pertama adalah memanfaatkan platform digital. Jhoni mengatakan, aktivitas yang berpusat di rumah membuat masyarakat meningkatkan tren belanja online, tak terkecuali saat membeli kopi.

Baca juga: Petani Kopi Sumedang Dapat Bantuan Mesin Produksi dan Pelatihan

Di saat seperti sekarang ini, pengalaman meracik dan menyeduh kopi sendiri di rumah menjadi hobi baru yang cukup digandrungi para pecinta kopi.

Apalagi ditambah dengan mudahnya memesan berbagai jenis kopi yang semakin banyak secara online.

"Kita harus meluncurkan inovasi demi mendorong pertumbuhan industri kopi lokal sekaligus memenuhi kebutuhan penikmat kopi. Misalnya memberikan resep kopi terbaru yang dapat ditiru masyarakat khususnya pencinta kopi lewat social media, sehingga mereka lebih mudah menikmati kopi-nya di rumah," ujarnya dalam siaran pers, Rabu (30/9/2020).

Kedua, mengolah produk sebelum dipasarkan. Menurut dia, untuk menyiasati berkurangnya permintaan kopi di tengah pandemi saat ini, pelaku usaha dan petani kopi dapat mengolah terlebih dahulu produk mereka sebelum dijual ke pasar.

Misalnya pelaku usaha kopi bisa berinovasi dengan menjual kopi racikan yang bisa diseduh sendiri di rumah oleh konsumennya.

Tak hanya kopi racikan saja, lanjut Jhoni, pelaku usaha kopi juga bisa menjual bubuk atau biji kopi dan aneka camilan lainnya yang cocok untuk menemani minum kopi.

Sementara itu, bagi produsen dan petani kopi juga dapat mengolah produknya agar bisa disimpan lebih lama.

Baca juga: Pandemi, Penjualan Kopi Literan UMKM di Tokopedia Naik 5 Kali Lipat

Ketiga, meningkatkan kebersihan. Dia bilang dalam menghadapi kondisi saat ini, masyarakat dituntut untuk terus menjaga kebersihan untuk mencegah risiko penyebaran virus.

Masyarakat semakin memperhatikan kebersihan produk kopi serta cara pembuatan yang dilakukan oleh produsen.

Karenanya, lanjut Jhoni, penting untuk selalu memastikan keamanan produk dan memberikan pemahaman yang tepat kepada konsumen mengenai keamanan produk mereka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Whats New
Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Perdagangan LNG Lintas Negara

Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Perdagangan LNG Lintas Negara

Whats New
Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Whats New
Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Whats New
Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Whats New
Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Whats New
Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Whats New
Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Whats New
Dorong UMKM 'Go Global', Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Dorong UMKM "Go Global", Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Whats New
Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Whats New
Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Whats New
Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Whats New
Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Whats New
Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Whats New
BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com