Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IHSG Pagi Lanjutkan Kenaikan, Rupiah Tersendat

Kompas.com - 24/11/2020, 10:07 WIB
Kiki Safitri,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pagi ini berada di zona hijau pada awal perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) Selasa (24/11/2020). Berbeda dengan mata uang garuda yang melemah di pasar spot.

Melansir data RTI, pukul 09.08 WIB, IHSG berada pada level 5.684,36 atau naik 31,59 poin (0,56 persen) dibanding penutupan sebelumnya pada level 5.652,76.

Sebanyak 238 saham melaju di zona hijau dan 59 saham di zona merah. Sedangkan 159 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 1,46 miliar dengan volume 2,22 miliar saham.

Bursa Asia pagi ini variatif, dengan penurunan indeks Hang Seng Hong Kong 0,06 persen, dan indeks Shanghai Komposit 0,36 persen. Sementara, dan indeks Strait Times naik 0,7 persen, dan indeks Nikkei juga menguat 2,61 persen.

Baca juga: Apakah IHSG Hari Ini Masih Bisa Melaju? Simak Rekomendasi Saham Hari Ini

Sebelumnya, Analis Artha Sekuritas Indonesia Dennies Christoper mengatakan IHSG masih dalam tren bullish.  Namun sentimen negatif dari kenaikan kasus Covid-19 di beberapa negara membayangi indeks.

“IHSG diprediksi menguat terbatas. Secara teknikal saat ini masih berada dalam trend bullish kuat namun perlu diwaspadai potensi koreksi, karena kasus Covid-19 secara global masih menjadi sorotan,” ungkap Dennies, Senin (23/11/2020).

Di sisi lain, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot melemah 0,13 persen. Melansir Bloomberg, rupiah pukul 09.24 WIB berada pada level Ro 14.168 per dollar AS melemah dibanding penutupan sebelumnya Rp 14.148 per dollar AS.

Analis sekaligus Kepala Riset Monex Investindo Ariston Tjendra mengatakan, meskipun pagi ini rupiah melemah, namun pada siang hari rupiah berpotensi menguat karena sentimen positif dari pergerakan harga aset berisiko di pasar Asia pagi ini.

Di sisi lain, tambahan laporan keberhasilan pengujian vaksin oleh Astrazeneca, juga menjadi sentimen positif yang berpeluang mendorong penguatan rupiah hari ini.

“Rupiah berpeluang menguat terdorong sentimen pergerakan harga aset berisiko di pasar Asia dan laporan keberhasilan vaksin Covid-19 peroduksi Astrazeneca,” ujar Ariston.

Selain itu, masa trasisi kepeminpinan di AS menjadi sentimen positif penggerak rupiah. Hal ini diperkuat dengan rencana pemilihan Janet Yellen (mantan Gubernur The Fed) sebagai menteri keuangan AS pada masa kepemimpinan Joe Biden

Ariston memproyeksikan rupiah hari ini akan bergerak pada kisaran Rp 14.100 per dollar AS sampai dengan Rp 14.200 per dollar AS.

Baca juga: Rupiah Menguat Usai Kabar Vaksin Covid-19 Bakal Didistribusikan Akhir Tahun

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Whats New
Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Menperin Sebut Upaya Efisiensi Bisnis

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Menperin Sebut Upaya Efisiensi Bisnis

Whats New
Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Berlaku Mei 2024

Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Berlaku Mei 2024

Whats New
Emiten Hotel Rest Area KDTN Bakal Tebar Dividen Rp 1,34 Miliar

Emiten Hotel Rest Area KDTN Bakal Tebar Dividen Rp 1,34 Miliar

Whats New
Keuangan BUMN Farmasi Indofarma Bermasalah, BEI Lakukan Monitoring

Keuangan BUMN Farmasi Indofarma Bermasalah, BEI Lakukan Monitoring

Whats New
Bea Cukai Lelang 30 Royal Enfield, Harga Mulai Rp 39,5 Juta

Bea Cukai Lelang 30 Royal Enfield, Harga Mulai Rp 39,5 Juta

Whats New
Bisnis Alas Kaki Melemah di Awal 2024, Asosiasi Ungkap Penyebabnya

Bisnis Alas Kaki Melemah di Awal 2024, Asosiasi Ungkap Penyebabnya

Whats New
Penuhi Kebutuhan Listrik EBT Masa Depan, PLN Bidik Energi Nuklir hingga Amonia

Penuhi Kebutuhan Listrik EBT Masa Depan, PLN Bidik Energi Nuklir hingga Amonia

Whats New
LPPI Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1-S2, Simak Persyaratannya

LPPI Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1-S2, Simak Persyaratannya

Work Smart
Jadi 'Menkeu' Keluarga, Perempuan Harus Pintar Atur Keuangan

Jadi "Menkeu" Keluarga, Perempuan Harus Pintar Atur Keuangan

Spend Smart
Emiten Perdagangan Aspal SOLA Bakal IPO dengan Harga Perdana Rp 110 Per Saham

Emiten Perdagangan Aspal SOLA Bakal IPO dengan Harga Perdana Rp 110 Per Saham

Whats New
Data Terbaru, Utang Pemerintah Turun Jadi Rp 8.262,10 Triliun

Data Terbaru, Utang Pemerintah Turun Jadi Rp 8.262,10 Triliun

Whats New
Bank Mandiri Genjot Transaksi 'Cross Border' Lewat Aplikasi Livin’

Bank Mandiri Genjot Transaksi "Cross Border" Lewat Aplikasi Livin’

Whats New
Kuartal I Ditopang Pemilu dan Ramadhan, Bagaimana Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia ke Depan?

Kuartal I Ditopang Pemilu dan Ramadhan, Bagaimana Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia ke Depan?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com