Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemendag: Masyarakat RI Beli Gula Lebih Mahal Dibanding Konsumen Global

Kompas.com - 24/11/2020, 16:33 WIB
Rully R. Ramli,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyatakan, masyarakat Indonesia perlu membayar harga yang lebih mahal untuk membeli gula, dibanding konsumen global.

Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kemendag, Didi Sumedi mengatakan, hal tersebut diakibatkan tingginya kesenjangan atau disparitas harga antara gula lokal dan luar negeri.

Saat ini, disparitas harga antara gula lokal dan impor mencapai 28,1 persen.

"Artinya konsumen di dalam negeri membeli gula lebih mahal 28,1 persen dibandingkan harga yang dinikmati oleh masyarakat umum di global," tuturnya dalam diskusi virtual, Selasa (24/11/2020).

Baca juga: Sore Ini, Rupiah Ditutup Melemah Tipis

Tingginya biaya pokok produksi (BPP) yang dikeluarkan petani gula disebut Didi sebagai salah satu alasan utama terjadinya disparitas harga dengan gula impor.

Didi memaparkan, rata-rata BPP yang dikeluarkan petani pada 2020 mencapai Rp 9.857 per kilogram (kg), naik dari tahun sebelumnya yang hanya sebesar Rp 9.554 per kg.

"Sementara harga white sugar internasional di 2020 selama Januari-Oktober itu rata-rata hanya Rp 5.465 per kg," tuturnya.

Menurutnya, salah satu alasan utama tingginya BPP adalah besarnya biaya sewa lahan yang perlu dikeluarkan petani gula.

Baca juga: Biaya Transfer Uang ke Luar Negeri Bisa Lebih Murah 2,5 Kali Lipat?

"Sewa lahan memberikan kontribusi sekitar 38-40 persen. terhadap komponen BPP gula itu sendiri," katanya.

Lalu, jika dilihat berdasarkan tingkat produktivitasnya, Indonesia jauh lebih rendah dibandingkan negara lain.

Rata-rata produksi gula Indonesia masih berkisar 5 ton per tahun, lebih rendah dibanding Thailand dan India yang memiliki biaya produksi sama dengan hasil 9 ton per tahun.

"Jadi terlihat sekali perbedaan," ucapnya.

Baca juga: IHSG Ditutup Menguat, Tembus Level 5.701

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com