Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Objek Wisata, Luhut: Kita Kurang Jual Indonesia

Kompas.com - 27/11/2020, 14:37 WIB
Ade Miranti Karunia,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah menargetkan kenaikan indeks kompetitif travel dan tourism Indonesia pada 2021, mejnadi ke peringkat 30.

Untuk mencapai tujuan tersebut, pemerintah membahasnya dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Percepatan Pengembangan 5 Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP).

Dalam rakornas tersebut, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan membandingkan objek wisata Indonesia dengan negara  tetangga sesama Asia Tenggara, seperti Thailand.

Baca juga: Luhut: Pokoknya Program Baik di KKP Jangan Terhenti...

Menurut dia, Indonesia lebih unggul mengenai objek wisata alamnya. Namun, Luhut menilai, ada kekurangan Indonesia yang pada akhirnya diupayakan untuk dibenahi. Seperti pembenahan infrastruktur dan perilaku ramah tamah.

"Dari segi alam petualangan, Thailand enggak mungkin lebih Indah dari kita. Tapi kita kurang jual Indonesia, itu enggak mungkin saja. Saya cukup banyak keliling dunia apa yang kita lihat di Labuan Bajo, Mandalika, Bali, di beberapa spot di Toba, itu tempat-tempat yang sangat indah sekali. Tapi kita kurang menjual karena banyak hal tadi. Masalah infrastruktur, masalah keramahtamahan," ungkapnya melalui tayangan virtual, Jumat (27/11/2020).

Selain itu, Luhut menyebutkan dari sisi kuliner, Indonesia juga dianggap kalah bersaing dengan Filipina. Hal ini tak lain karena kurangnya promosi.

"Juga hiburan, di Singapura lebih banyak. Saya pernah tugas di Singapura, saya enggak yakin hiburan kita ini kalah dengan di sana. Tapi kita menjualnya kurang dan itu memerlukan ketenangan, kedamaian. Saya ulangi, ketenangan, kedamaian," tegas dia.

Luhut akan terus mendorong pembangunan rumah sakit internasional sebagai nilai tambah agar menarik wisatawan luar negeri berobat di Indonesia. Sekaligus mencegah masyarakat dalam negeri untuk berobat ke luar negeri.

"Kesehatan kita perbaiki sekarang, dan nanti kita akan buka RS internasional di Bali. Saya kira Pak Menteri BUMN sudah kerja keras, ada mungkin Mayo Clinic masuk atau mungkin John Hopkins, atau mana saja. Mungkin nanti ada empat atau lima hospital di Bali, di Jakarta, dan Medan," ucapnya.

Baca juga: Tarik Wisatawan ke RI, Luhut: Jangan Jual Ide Kekerasan yang Buat Negeri Kita Ditakuti

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com