Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER DI KOMPASIANA] Pilkada Serentak di Kota Depok | Repotnya Mengisi e-Raport | Kisah Ratu Catur dalam "The Queen's Gambit"

Kompas.com - 12/12/2020, 16:16 WIB
Harry Rhamdhani

Penulis

3. e-Raport yang Membuat Guru Repot

Sebenarnya penggunaan e-Raport bagi guru sudah bukan lagi hal baru. Sebab, ini sudah berjalanan beberapa tahun belakangan.

Akan tetapi, hingga kini, masih ada saja guru-guru yang kerepotan mengisinya.

Bagi guru yang merangkap wali kelas, misalnya, setelah selesai mengisi e-raport mata pelajaran harus melanjutkan mengisi aplikasi e-raport sebagai wali kelas.
"Aplikasi yang digunakannya sama, hanya memindahkan saja dari satus guru ke wali kelas," tulis Kompasianer Tati Ajeng Saidah.

Untuk input prestasi siswa, lanjutnya, wali kelas harus menunggu dulu semua guru mata pelajaran menyelesaikan mengisi e-raportnya.

Nah, yang kemudian jadi merepotkan bila ada satu guru mata pelajaran belum selesai mengisi nilai ke e-raport, maka akan menghambat pekerjaan wali kelas. (Baca selengkapnya)

4. Prestasi Ratu Catur dalam Pusaran Alkohol dan Kapsul Penenang di "The Queen's Gambit"

Apa yang membuat serial The Queen's Gambit menjadi banyak perbincangan banyak orang hingga sekarang? Padahal, serial tersebut pertama kali tayang sejak 24 Oktober 2020.

Ada yang menganggap Beth, tokoh utama dalam film itu, memiliki ambisi besar untuk memenangkan semua pertandingan catur yang dimainkan.

Namun, bagi Kompasianer Yana Haudy, justru Beth tidak tahu bagaimana menjalani hidup tanpa catur. Catur, baginya, adalah napas dan jiwanya.

"Beth memang berbakat catur. Pada usia sembilan tahun, Beth sudah mengalahkan murid-murid SMA," lanjutnya. (Baca selengkapnya)

5. "Gini Doang Nih Grup Neraka?"

Bukan hanya gagal lolos ke babak 16 besar Liga Champions, tetapi Manchester United mendapat begitu banyak meme atas kekalahan itu -khususnya di Indonesia.

Cuitan akun @ManUtd_ID ketika tim mereka bisa mengalahkan PSG justru menjadi bumerang: Gini doang nih grup neraka?

Meski 10 menit terakhir MU belum menyerah dengan masih melakukan serangan dan membuat 2 gol, tapi itu tidak bisa membantu sama sekali. Harapannya, tentu saja, MU bisa melaukan comeback pada menit akhir.

"Firasat itu akhirnya terjadi. Pagi buta waktu Indonesia bagian barat, seluruh fans MU di dunia menerima karma dari kesombongan meremehkan dengan kalimat, Gini doang nih klub neraka?" tulis Kompasianer Yunita Devika. (Baca selengkapnya)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com