Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Reksadana Pasar Uang Masih Menarik pada 2021, Ini Alasannya

Kompas.com - 05/01/2021, 06:11 WIB
Erlangga Djumena

Editor

Sumber

JAKARTA, KOMPAS.com - Kinerja reksadana pasar uang yang tercermin dari Infovesta 90 Money Market Fund Index sepanjang 2020 berhasil mencatatkan pertumbuhan 4,67 persen.

Dengan kinerja tersebut, reksadana pasar uang membukukan kinerja yang lebih baik dibanding reksadana saham dan campuran.

Head of Fixed Income Sucorinvest Asset Management Dimas Yusuf mengungkapkan, kinerja reksadana pasar uang sebenarnya cenderung tertekan dan tidak seoptimal tahun-tahun sebelumnya.

Baca juga: Cara Mudah Memilih Reksadana untuk Pemula

Hal ini seiring dengan adanya pandemi yang akhirnya membuat Bank Indonesia (BI) memangkas suku bunga acuan hingga lima kali sepanjang 2020.

“Dampak pemangkasan tersebut tentunya membuat suku bunga Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) juga ikut turun. Alhasil, imbal hasil deposito juga ikut mengalami penurunan yang pada akhirnya ikut menurunkan imbal hasil reksadana pasar uang secara keseluruhan,” kata Dimas seperti dilansir Kontan.co.id, Senin (4/1/2021).

Kendati demikian, reksadana pasar uang menurut Dimas pada tahun lalu masih tetap jadi incaran para investor yang berusaha untuk menjaga likuiditas mereka. Bagaimanapun, reksadana pasar uang dari segi imbal hasil dan risiko tetap lebih menarik dibanding deposito secara umum.

Walaupun secara tahunan kinerja reksadana pasar uang lebih baik dibanding reksadana campuran maupun reksadana saham, Dimas bilang ketika pemulihan ekonomi mulai berjalan, kinerja pasar uang justru kalah dibanding reksadana saham maupun reksadana campuran.

“Tapi, bagi investor pemula maupun yang berprofil moderat, banyak dari mereka yang tetap mempertahankan portofolio mereka di pasar uang karena volatilitas yang masih tinggi di jenis reksadana lain. Jadi secara keseluruhan reksadana pasar uang masih membukukan kinerja yang cukup baik di tengah berbagai kondisi ketidakpastian pada tahun lalu,” tambah Dimas.

Menyambut tahun ini, reksadana pasar uang dinilai masih tetap jadi pilihan yang menarik. Hanya saja, Dimas mengatakan potensi penurunan imbal hasil masih cukup terbuka.

Menurut dia, masih akan terjadi ekses likuiditas karena dana perbankan masih belum secara optimal dapat dialihkan ke kredit riil.

Dimas menilai, hal ini berpotensi membuat suku bunga deposito bisa kembali turun. Ditambah lagi, produk obligasi korporasi bertenor di bawah satu tahun diperkirakan akan memberikan imbal hasil yang lebih kecil seiring tren suku bunga yang juga rendah. Dus, ini bisa mempengaruhi potensi imbal hasil dari reksadana pasar uang.

Baca juga: Reksadana Terproteksi Masih Diminati Investor, Ini Sebabnya

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com