Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mau Beli Reksadana, Kenali Dulu Manajer Investasi

Kompas.com - 25/02/2020, 07:44 WIB
Muhammad Idris,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Reksadana merupakan investasi dengan konsep menghimpun dana dari banyak investor yang kemudian dikelola manajer investasi atau MI ke dalam berbagai instrumen investasi seperti saham, obligasi, dan sebagainya.

Reksadana juga jadi alternatif bagi investor yang enggan menghitung risiko atas investasi mereka di pasar saham atau pasar uang. Modal yang dibutuhkan juga tak terlalu besar.

Kendati uang yang diinvestasikan dipercayakan kepada MI, tak serta merta investor mempercayakan sepenuhnya duit mereka pada MI. Reputasi MI sendiri sangat bergantung pada kinerja reksadana yang dikelolanya.

Dikutip dari Harian Kompas, Selasa (24/2/2020), reksadana dinilai menjadi salah satu jenis investasi yang tidak terlalu merepotkan bagi para investor karena portofolio telah dikelola manajer investasi.

Baca juga: Mau Investasi Reksadana? Pahami Dulu Biaya yang Ditanggung

Meski demikian, para calon investor harus tetap jeli dan cermat memilih manajer investasi agar tidak merugi.

Perencana keuangan Oneshildt Financial Planning, Andoko, menyampaikan, histori atau rekam jejak jadi bagian penting ketika berbicara mengenai manajer investasi.

Calon investor dapat membandingkan, jika kinerja reksa dana rendah saat pasar sedang turun, itu wajar.

Patut diwaspadai ketika pasar sedang naik, tetapi kinerja reksa dana turun. Perlu juga melihat latar belakang perusahaan manajer investasi.

”Memang tak bisa dimungkiri, nama brand institusi jadi penting. Institusi berlatar belakang badan usaha milik negara itu memiliki keunggulan nilai tambah sendiri,” kata Andoko.

Baca juga: Deposito Bank Vs Reksadana Pendapatan Tetap, Mana Lebih Untung?

Jika ingin menilai kinerja reksadana dari return yang didapat, investor perlu punya patokan MI lain yang bisa jadi benchmark. Tolak ukur reksadana yang ingin dibeli bisa dibandingkan dengan rata-rata return dari jenis reksadana yang sama.

Ambil contoh, saat reksadana yang dibeli mengalami penurunan besar di saat bersamaan reksadana lain kinerjanya untung, tak lantas hal itu jadi indikasi kalau reksadana yang terlanjur dibeli itu kurang tepat.

Investor bisa menggunakan indeks sebagai benchmark. Misalnya, jika reksadana itu banyak dialokasikan untuk saham, investor bisa berpatokan pada IHSG atau Indeks Harga Saham Gabungan.

Jika IHSG turun 10 persen di periode tertentu, namun reksadana yang dimiliki investor turun 8 persen, investor tak perlu cemas. Ini karena secara umum kinerja pasar saham memang sedang lesu.

Fokus kinerja jangka panjang

Kinerja reksadana sangat bergantung pada kondisi perekonomian nasional maupun dunia. Kondisi pasar terus mengalami perubahan. Kondisi inilah yang mempengaruhi seorang fund manager dalam mengelola dana investor.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com