Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mendag Proyeksi Kenaikan Harga Kedelai Terus Naik hingga Mei 2021

Kompas.com - 11/01/2021, 17:51 WIB
Yohana Artha Uly,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Harga kedelai dunia terus mengalami peningkatan dan berdampak bagi Indonesia.

Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan, saat ini rata-rata harga kedelai dunia 13 dollar Amerika Serikat (AS) per gantang (27,2 kg) atau sekitar Rp 6.700-an per kilogram.

Sebagai negara importir kedelai, maka kenaikannya terasa ke Indonesia yang kini harga kedelai mencapai Rp 9.300-9.800 per kilogram, berdasarkan data Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo).

Baca juga: Mendag: Lonjakan Harga Kedelai Saat Ini Tertinggi dalam 6 Tahun Terakhir

Lutfi mengatakan, tren kenaikan harga kedelai di pasar global diperkirakan masih terus berlanjut hingga Mei 2021 mendatang.

“Kedelai ini harganya akan menguap terus, mungkin sampai akhir Mei 2021. Mudah-mudahan Juni sudah mulai membaik,” ujar Lutfi dalam konferensi pers virtual, Senin (11/1/2021).

Lutfi menjelaskan, ada beberapa hal yang menyebabkan lonjakan harga kedelai.

Salah satunya meningkatnya permintaan kedelai dari China karena sektor peternakan babi yang kembali pulih setelah wabah flu babi tahun lalu.

Permintaan kedelai oleh China ke Amerika Serikat, yang merupakan produsen kedelai terbesar di dunia, meningkat dari biasanya 15 juta ton menjadi 28 juta ton.

Baca juga: Singgung Soal Tahu-Tempe, Jokowi Minta Perbaikan Produksi Kedelai Lokal

Serta adanya penurunan produksi akibat gangguan cuaca dari fenomena La Nina yang terjadi di beberapa negara produsen kedelai, seperti Brasil dan Argentina.

Di samping itu, ada imbas distribusi akibat pandemi Covid-19.

Indonesia merupakan salah satu negara pengimpor kedelai terbesar. Setidaknya 90 persen kebutuhan kedelai dalam negeri dipenuhi dari impor.

Oleh sebab itu, imbas kenaikan harga kedelai terasa di dalam negeri hingga menaikkan harga tahu-tempe.

Untuk itu, kata Lutfi, selagi harga kedelai masih di atas Rp 8.000 per kilogram, Kemendag akan menjadi penengah antara perajin tahu-tempe dan pasar.

Baca juga: Mentan Jamin Kestabilan Pasokan dan Harga Kedelai dengan 3 Cara Ini

Menurut dia, pemerintah akan tetap memantau pergerakan harga kedelai, sehingga secara berkala menginformasikan harga wajar tahu-tempe untuk dijual ke pasar.

Adapun saat ini harga wajar untuk tahu-tempe berkisar di Rp 15.000 per kilogram.

"Saya berjanji sama koperasi bahwa setiap akhir bulan atau menjelang akhir bulan, Kemendag akan membantu mereka untuk memberikan estimasi harga wajar tahu-tempe. Pada hari ini, ketemu harga wajar adalah Rp 15.000, kalau kemudian hari ketika harga akan naik, kami akan mengumumkan pada pasar,” jelas Lutfi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Whats New
OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

Whats New
Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Whats New
Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Whats New
Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Whats New
Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Whats New
Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Whats New
Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Whats New
Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Earn Smart
Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Whats New
Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Whats New
Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Whats New
Pasar Kripto Berpotensi 'Rebound', Simak Prospek Jangka Panjangnya

Pasar Kripto Berpotensi "Rebound", Simak Prospek Jangka Panjangnya

Earn Smart
Asosiasi 'Fintech Lending' Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Asosiasi "Fintech Lending" Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com