Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasokan Melimpah, Kok Pemerintah Impor Listrik dari Malaysia?

Kompas.com - 14/01/2021, 05:27 WIB
Rully R. Ramli,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sistem kelistrikan Indonesia mengalami kelebihan pasokan pada 2020, seiring dengan menurunnya konsumsi selama pandemi Covid-19 merebak.

Kelebihan pasokan tersebut terefleksikan dengan membengkaknya cadangan listrik dibandingkan kapasitas beban puncak pembangkit listrik atau reserve margin menjadi 30,10 persen dari target 25 persen pada 2020.

Meskipun mengalami kelebihan pasokan, pada tahun lalu Indonesia masih mengimpor 100-120 mega watt (MW) listrik dari Malaysia.

Baca juga: Identitas Korban Sriwijaya Air Berbeda, Bisakah Klaim BPJS Ketenagakerjaan Cair?

Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Rida Mulyana mengatakan, realisasi tersebut setara dengan 100 persen target yang telah dipatok pemerintah.

Dia menjelaskan, impor tersebut merupakan bagian dari kerja sama bilateral pemerintah dengan Negeri Jiran, yang dilaksanakan oleh PT PLN (Persero) dengan Sarawak Energy atau SESCO.

“Hal ini dilakukan melalui kerja sama secara bilateral,” katanya dalam konferensi pers virtual, Rabu (13/1/2021).

Rida menyebutkan, listrik impor tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan sistem kelistrikan Kalimantan Barat.

Baca juga: Kuartal IV 2020, BI Sebut Kegiatan Dunia Usaha Membaik

Dalam perjanjian kerja sama Power Exchange Agreement (PEA) yang diteken pada 2016, Indonesia sepakat untuk mengimpor terlebih dahulu listrik dari Negeri Jiran selama 5 tahun.

Sedangkan untuk 5 tahun berikutnya, PLN memungkinkan untuk menjual listrik ke Malaysia.

"Kita akan membalikkan situasi, mengekspor listrik dari Indonesia ke Malaysia dengan jalur yang sama," ucap Rida.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com