Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sempat Tumbang Kemarin, Berikut Analisis Saham KAEF dan INAF

Kompas.com - 15/01/2021, 09:05 WIB
Kiki Safitri,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pada penutupan perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) Kamis (14/1/2021), banyak emiten farmasi yang rontok hingga menyentuh batas auto reject bawah (ARB).

Beberapa analis menyebut pelemahan masih akan berlanjut hari ini.

“KAEF INAF masih ada potensi pelemahan, rekomendasi wait and see,” ujar analis Sucor Sekuritas Hendriko Gani, Jumat (15/1/2021).

Baca juga: IHSG Berpeluang Melemah di Akhir Pekan, Cek Rekomendasi Saham Hari Ini

Analis Reliance Sekuritas Lanjar Nafi juga menuturkan hal yang sama.

Dia mengatakan, saham INAF berpotensi melanjutkan pelemahan dengan pola stochastic dead-cross pada area oversold dengan momentum bearish reversal RSI dan MACD yang bergerak divergence negatif.

“INAF, rekomendasi wait and see. Gap down uji support MA5 di 6.150 berpotensi lanjutkan pelemahan dengan stop loss under 6.000, support di level 5.650 hingga 5.400 dan resistance pada level 6.250 hingga 6.500,” kata Lanjar.

Sementara KAEF, gap down uji support MA5 di 6.275 dengan potensi melemah.

Berdasarkan analisis, KAEF menunjukkan pola stochastic dead-cross pada area oversold dengan momentum bearish reversal RSI dan MACD yang bergerak divergence negatif pada area overvalue.

Baca juga: [POPULER MONEY] Kata Analis Soal Anjloknya Saham Farmasi | Kedatangan Tim Tesla Diundur

Lanjar mengatakan, rekomendasi saham KAEF stop loss under 6.000, support pada level 5.750 sampai dengan 5.350 dan resistance di level 6.275 hingga 6.800.

Sementara itu, Analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji merekomendasikan investor melakukan hold atau tahan saham INAF dan ANTM.

Adapun potensi harga selanjutnya di level 5.500 untuk INAF dan 5.650 untuk KAEF.

Melansir RTI, ada 6 emiten farmasi yang ARB yaitu Pyridam Farma (PYFA) dan Tempo Scan Pacific (TSPC) yang kompak turun 6,8 persen masing-masing di level 1.285 dan 1.780.

Selanjutnya Itama Ranoraya (IRRA), Phapros (PEHA), Kimia Farma (KAEF) dan Indofarma (INAF) melemah 6,9 persen, di mana KAEF dan INAF terperosok di level 6.050, IRRA di level 3.210, dan PEHA di level 2.290.

Disclaimer: Artikel ini dibuat dengan tujuan bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Whats New
Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Whats New
Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Whats New
Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Whats New
Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

Whats New
Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Whats New
Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Whats New
IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

Whats New
Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Whats New
BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com