Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Impor Jadi Solusi Pemerintah Jokowi Atasi Mahalnya Harga Daging Sapi

Kompas.com - 24/01/2021, 12:46 WIB
Muhammad Idris

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Daging sapi tengah jadi polemik di Tanah Air. Ini setelah harganya mengalami kenaikan, terutama di kawasan Jabodetabek. Bahkan, para pedagang daging sapi sempat melakukan mogok berjualan.

Dilansir dari Antara, Minggu (24/1/2021), Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Kemendag Syailendra, menyampaikan kenaikan harga daging sapi di dalam negeri sedikit banyak dipengaruhi oleh kenaikan harga daging sapi di salah satu negara pengekspor daging sapi ke Indonesia, yaitu Australia.

"Di Australia, karena mereka ada semacam regenerasi populasi sapi mereka, sehingga mereka agak sedikit menahan, bukan menghentikan ekspor mereka. Sehingga, memang gejala supply demand ini agak berubah. Kalau suplainya agak tertahan, harganya akan naik," ungkap Syailendra.

Namun, lanjut dia, Pemerintah Indonesia tidak tinggal diam, dengan mencari alternatif sumber daging maupun sapi bakalan dari negara lain, misalnya impor daging dari India, Brazil, dan bahkan sapi dari Meksiko.

Baca juga: Polemik Pangan di Awal Tahun: Habis Kedelai, Terbitlah Daging Sapi

"Ini yang sedang kami jajaki ke depan, bukan hanya dalam jangka pendek, namun juga dalam rangka mengisi stok Ramadhan dan Idul Fitri," jelas Syailendra.

Kementerian Perdagangan memastikan bahwa stok daging sapi terutama di pasar Jabodetabek bisa kembali berangsur normal. Hal itu setelah dilakukan pertemuan antara asosiasi pedagang daging sapi dengan asosiasi importir dan perusahaan feedloter.

Istana turun tangan

Istana Kepresidenan melalui Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko turun tangan mencari solusi menstabilkan harga daging sapi dengan mempertemukan secara langsung Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI) dan Gabungan Pelaku Usaha Peternakan Sapi Potong Indonesia (Gapuspindo) merespons kenaikan harga daging di pasaran.

“Melalui pertemuan ini, saya harap ada solusi agar harga daging sapi tidak terus naik dan jadi masalah baru dan beban masyarakat di tengah penanganan Covid-19 dan berbagai bencana yang ada,” kata Moeldoko di Gedung Bina Graha Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat lalu.

Baca juga: Jokowi Pernah Janji Setop Impor Daging Sapi, Apa Kabarnya Kini?

Pertemuan yang juga dihadiri perwakilan Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, Bulog, hingga PT Berdikari ini, merupakan upaya Pemerintah dalam mencari solusi terkait adanya isu kenaikan harga daging sapi, hingga kesiapan menjelang hari raya Idul Fitri mendatang.

Moeldoko memaparkan, para pihak yang hadir pada pertemuan tersebut menyusun kembali perhitungan stok daging yang ada.

Melalui langkah itu, kata Moeldoko, setiap pihak diharapkan bisa memetakan persiapan untuk menetapkan harga daging dan memutuskan kebijakan impor daging maupun impor sapi dari beberapa negara.

Adapun mengenai isu kenaikan harga daging yang sedang ramai belakangan ini, Moeldoko telah mendapat informasi bahwa hal itu sudah dikendalikan oleh Gapuspindo dan APDI yang difasilitasi Kemendag.

Baca juga: KPPU Buka Opsi Teliti Persoalan Lonjakan Harga Daging Sapi

“Dengan begitu, jangan sampai lagi konsumen merasa harga masih tinggi. Gapuspindo sebagai pihak hulu sudah menurunkan harga, jangan sampai APDI tetap menaikkan harga ke konsumen,” kata Moeldoko.

Ketua APDI Asnawi pun menyambut positif jalan tengah yang telah disepakati bersama Gapuspindo.

Bahkan, kata Asnawi, sejak terjadinya kesepakatan itu, APDI telah meminta seluruh pedagang daging untuk kembali melanjutkan kegiatannya dan menghentikan aksi mogok.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketentuan Cuti Melahirkan ASN akan Diperbarui, Termasuk bagi ASN Pria

Ketentuan Cuti Melahirkan ASN akan Diperbarui, Termasuk bagi ASN Pria

Whats New
THR Lebaran 2024: Cara Menghitung, Kriteria Penerima, hingga Sanksi

THR Lebaran 2024: Cara Menghitung, Kriteria Penerima, hingga Sanksi

Work Smart
Memburu Penerimaan Negara Tanpa Menaikkan PPN

Memburu Penerimaan Negara Tanpa Menaikkan PPN

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 19 Maret 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 19 Maret 2024

Spend Smart
Info Pangan 19 Maret 2024: Beras Masih Mahal, Harga Telur Naik Tembus Rp 34.000

Info Pangan 19 Maret 2024: Beras Masih Mahal, Harga Telur Naik Tembus Rp 34.000

Whats New
Investor Menanti Kebijakan Suku Bunga The Fed, Harga Emas Dunia Naik

Investor Menanti Kebijakan Suku Bunga The Fed, Harga Emas Dunia Naik

Whats New
IHSG Bakal Bangkit? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Bakal Bangkit? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Mendagri Minta Pemda Salurkan THR dan Gaji Ke-13 Tepat Waktu

Mendagri Minta Pemda Salurkan THR dan Gaji Ke-13 Tepat Waktu

Whats New
Menanti Kebijakan The Fed, Wall Street Hijau

Menanti Kebijakan The Fed, Wall Street Hijau

Whats New
Percepat Revisi PP 96/2021, Indonesia Incar Kempit 61 Persen Saham Freeport

Percepat Revisi PP 96/2021, Indonesia Incar Kempit 61 Persen Saham Freeport

Whats New
Manajemen: BCA Mobile dan myBCA Akan Berjalan Bersamaan dalam Jangka Waktu Panjang

Manajemen: BCA Mobile dan myBCA Akan Berjalan Bersamaan dalam Jangka Waktu Panjang

Whats New
Perbedaan Inflasi dan Deflasi serta Untung Ruginya bagi Ekonomi

Perbedaan Inflasi dan Deflasi serta Untung Ruginya bagi Ekonomi

Whats New
Ini 4 Perusahaan Terindikasi 'Fraud' Rp 2,5 Triliun yang Diungkap oleh Sri Mulyani

Ini 4 Perusahaan Terindikasi "Fraud" Rp 2,5 Triliun yang Diungkap oleh Sri Mulyani

Whats New
[POPULER MONEY] Polemik Kenaikan PPN 12 Persen | Sri Mulyani Laporkan Dugaan 'Fraud' 4 Debitor LPEI

[POPULER MONEY] Polemik Kenaikan PPN 12 Persen | Sri Mulyani Laporkan Dugaan "Fraud" 4 Debitor LPEI

Whats New
Bos Bulog: Harga Beras Akan Sulit Kembali ke Titik Semula Seperti Setahun Lalu...

Bos Bulog: Harga Beras Akan Sulit Kembali ke Titik Semula Seperti Setahun Lalu...

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com