Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Disebut Cetak Uang Rp 300 Triliun karena Negara Krisis, BI: Itu Hoaks!

Kompas.com - 27/01/2021, 18:32 WIB
Fika Nurul Ulya,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) menegaskan tidak pernah mencetak uang kartal senilai Rp 100-300 triliun untuk membantu keuangan negara saat pandemi Covid-19.

Hal ini menanggapi pesan bohong (hoaks) yang beredar di WhatsApp yang menyatakan BI mencetak uang karena kondisi negara tengah kritis.

"Ini saya tegaskan, ya, kalau berita ini hoaks karena tidak didukung oleh data, fakta dan informasi yang benar serta tidak didukung logika yang rasional," kata Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono kepada media, Rabu (27/1/2021).

Baca juga: Cetak Uang Saat Krisis Likuiditas, Amankah bagi Indonesia?

Erwin menuturkan, berita yang tersebar di WhatsApp itupun tidak menyertakan sumber informasi yang kredibel.

Lebih lanjut dia menyebutkan, tugas BI dalam mencetak uang sepenuhnya dilakukan di bawah amanat Undang-undang (UU) dengan berbagai pertimbangan.

Pertimbangan tersebut, antara lain, kebutuhan likuiditas perekonomian, mengganti uang lusuh, dan sejenisnya.

"Jadi tidak bisa dilakukan tanpa perhitungan karena akan membahayakan perekonomian," ucap Erwin.

Asal tahu saja, Gubernur BI pada awal pandemi sempat menolak usulan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI untuk mencetak uang. Menurut Perry, hal itu tidak sejalan dengan kebijakan moneter yang prudent dan lazim.

Pencetakan uang hanya dilakukan sesuai kaidah dan koordinasi antara Bank Indonesia dengan Kementerian Keuangan.

"Sekarang kita dengar ada sejumlah pandangan di masyarakat, BI cetak uang saja. Mohon maaf, nih. Betul-betul mohon maaf. Enggak ada proses pengedaran uang yang dicetak BI di kasih ke masyarakat. Enggak Ada," tegas Perry dalam konferensi video tanggal 6 Mei 2020 lalu.

Baca juga: Dahlan Iskan Heran Alasan DPR Ngotot RI Cetak Uang Rp 600 Triliun

Alih-alih mencetak uang, bank sentral membantu RI dengan membuat kebijakan moneter dan makroprudensial yang akomodatif.

Untuk kebutuhan likuiditas perbankan misalnya, BI telah menginjeksi likuiditas (quantitative easing/QE) senilai Rp 726,57 triliun sepanjang 2020. Injeksi likuiditas itu terdiri dari penurunan Giro Wajib Minimum (GWM) sekitar Rp 155 triliun dan ekspansi moneter bank sentral Rp 555,77 triliun.

BI pun berperan aktif dalam pembelian Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sesuai ketentuan bersama (SKB) tanggal 16 April 2020 dan 7 Juli 2020.

Baca juga: Anggota DPR Sebut Mencetak Uang Tak Bisa Jadi Solusi di Tengah Corona

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Saham BBRI 'Nyungsep' 5 Persen, Investor 'Buy' atau 'Hold'?

Harga Saham BBRI "Nyungsep" 5 Persen, Investor "Buy" atau "Hold"?

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Work Smart
Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Whats New
Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

Whats New
Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Whats New
Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Whats New
Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Whats New
Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Whats New
Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Whats New
Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Whats New
Dorong UMKM 'Go Global', Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Dorong UMKM "Go Global", Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Whats New
Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Whats New
Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Whats New
Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Whats New
Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com