Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sepanjang 2020, BNI Cetak Laba Bersih Rp 3,3 Triliun

Kompas.com - 29/01/2021, 18:49 WIB
Fika Nurul Ulya,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk membukukan laba Rp 3,3 triliun sepanjang tahun 2020. Perolehan laba itu terkontraksi 78 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 15,38 triliun.

Direktur Utama BNI, Royke Tumilaar mengatakan, penurunan laba disebabkan oleh turunnya pendapatan bunga dan pemupukan pencadangan perseroan guna meminimalisir risiko kredit.

"Ini disebabkan karena penurunan pendapatan bunga -4 persen secara tahunan (year on year/yoy) seiring dengan pemberian program stimulus untuk restrukturisasi kredit terdampak," kata Royke dalam paparan kinerja perseroan secara virtual, Jumat (29/1/2021).

Baca juga: Mendag Sebut Penurunan Impor Tak Selalu Artinya Baik, Kenapa?

Menurunnya laba juga terjadi karena perseroan menambah strategi pencadangan untuk meng-cover kualitas kredit yang menurun jadi kredit bermasalah pada tahun 2020.

Pencadangan ini juga dibentuk untuk menghadapi tantangan perekonomian di masa mendatang, lantaran pandemi Covid-19 belum berakhir.

Tercatat, rasio kecukupan pencadangan atau coverage ratio BNI berada pada level 182,4 persen, lebih besar dibandingkan tahun 2019 yang sebesar 133,5 persen.

Dari sisi kredit, perseroan berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp 586,2 triliun sepanjang 2020. Kredit tersebut tumbuh 5,3 persen (yoy).

Secara rinci, penyaluran kredit di segmen korporasi meningkat 7,4 persen (yoy) menjadi Rp 309,7 triliun, kredit kepada segmen bisnis kecil tumbuh sebesar 12,3 persen (yoy) menjadi Rp 84,8 triliun, dan kredit konsumer masih tumbuh 4,7 persen (yoy) menjadi Rp 89,9 triliun.

Baca juga: Menuju Satu Data, Bank Siap Terapkan Laporan Terintegrasi mulai Juli 2021

"Pertumbuhan kredit segmen kecil terutama disalurkan melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR), adapun kredit konsumer sebagian besar tersalurkan dalam bentuk kredit pemilikan rumah dan payroll loan," ungkap Royke.

Royke bilang, penyaluran kredit tersebut ditopang oleh akumulasi Dana Pihak Ketiga (DPK) yang tumbuh 10,6 persen (yoy) menjadi sebesar Rp 679,5 triliun dengan rasio CAS meningkat 160 bps di level 68,4 persen.

Dengan begitu, aset perseroan masih tumbuh sebesar 5,4 persen (yoy) menjadi Rp 891,34 triliun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com